Jumat, 29 Mei 2015
Bu Widi, Bidan Desa Berpayudara Besar
Cerita Seks Terbaru, Cerita Dewasa Hot, Cerita Mesum Seru - Setelah sebelumnya cerita seks mesum Iseng Menghipnotis Mbak Ratih Dan Pembantu, kini ada cerita seks terbaru Bu Widi, Bidan Desa Berpayudara Besar, selamat membaca.Bu Widi, Bidan Desa Berpayudara BesarNamanya widiastuti, aku memanggilnya bu widi atau bu bidan karena dia adalah bidan desa tempatku sekarang tinggal, umur 35 th dan sudah 8
Rabu, 27 Mei 2015
perawan adik ipar
kisah ini terjadi ketika istriku yang tercinta Narty . sedang mengandung anakku yang pertama kira-kira satu setengah tahun yang lalu.saat menjelang bulan yang kedelapan,perut Narty sudah sangat besar.dan tidak memungkinkan lagi bagi Narty untuk mengurus semua urusan keluarga seperti mencuci piring,gelas,dan lain-lain.ia harus lebih banyak istirahat. Praktis deh sejak saat itu semua pekerjaan rumah tangga semua menjadi tangung jawabku.mulai dari mencuci sampai memasak.Narty sebenarnya nggak tega melihat aku bekerja habis-habisan di dapur.namun apa boleh buat dia sendiri harus mematuhi anjuran dokter untuk beristirahat total.dari rutinitasnya sebagai ibu rumah tangga. Akhirnya karena terlalu banyak menghabiskan waktu dirumah untuk menjaga Narty dan jabang bayinya .pekerjaanku di kantor pun terganggu banyak file-file keuangan yang belum sempat kuselesaikan dan akupun jadi sering mbolos ngantor.bosku tentu saja marah.ia bahkan mengancam akan menskorsingku.wah celaka…….! Maka mau tak mau aku harus sering ke kantor untuk menyelesaikan semua pekerjaanku sementara Narty akan menghubungi adik bungsunya Pita yang baru lulusan SMA.untuk menemaninya.aku memang nggak pernah bertemu Pita sebelumnya. lantaran ia sekolah di kota madiun dan tinggal bersama neneknya dikota tersebut.dan akhirnya kuijinkan aja Pita menemani Narty. Semula nenek Pita keberatan kalau Pita harus tinggal bersama kami namun karena desakan Narty yang cucu kesayangan ini.nenek pun berkenan membiarkan Pita tinggal bersama kami di Bandung.bahkan Pita berniat untuk melanjutkan pendidikanya di kota ini sambil bekerja dan mencari pengalaman hidup.katanya saat itu kamipun berniat membiayai pendidikan Pita.karena bagaimanapun pendidikan adalah yang utama. Sekarang mari kita bicarakan tentang body Pita. body Pita sangat menawan.payudaranya lumayan montok juga sanggup memancing hawa nafsu kaum adam sepertiku.bibirnya sangat sexy ingin sekali aku mengulumnya.rambutnya panjang terurai lurus.wajahnya keindo-chinese-san.pantatnya juga semok.pokoknya sexy abiss bo..! Aku berharap kelak bisa mengentotnya.sekalipun itu tidak mung kin terjadi karena Pita adalah adik bungsu Narty yang notabene istriku sendiri.dengan kata lain ia adalah adik iparku sendiri.ah betapa gobloknya aku dulu andai dulu yang kunikahi Pita bukan Narty.batinku kala itu. Suatu hari sifat keisengankupun kumat lagi.saat Pita mandi aku mengintipnya.saat itu Narty sedang tak ada dirumah lantaran harus ke dokter kandungan.dengan sedikit tehnik yang kupelajari di kala “SLTP” dulu.aku berhasil menggintip Pita. ternyata tubuh Pita memang sangat sensual kedua payudaranya bukan Cuma besar ,tapi sangat indah dan kenyal.ingin saat itu aku meremasnya dan mengulum kedua putingng nya yang hitam kecoklatan itu.namun aku nggak ingin terburu-buru.melihat tubuh adik ipar kan nggak bisa setiap hari jadi harus kunikmati waktu emas ini sebaik-baiknya. Matakupun mulai menyisir tubuh Pita secara perlahan-lahan leher jejangnya,dadanya,serta memek perawannya yang diselimuti bulu-bulu halus,
saat ia menyabuni tubuhnya ,juga saat ia keramas semua terlihat dengan sangat detail.benar-benar pemandangan yang eksotis.tak akan tertukar dengan pemandangan gunung willis sekalipun pokoke oke.dan tanpa sadar “adik kecil”kupun terbangun. Namun aku harus menelan ludah. jam dinding sudah menunjuk angka 08.00 aku harus bersiap-siap ke kantor.dan dikantorpun aku tak berkonsentrasi bayang-bayang tubuh Pita mengisi terus seluruh otakku.ingin rasanya aku pulang dan mengentot sorang wanita ABG. Dan begitu aku pulang. Aku jadi pusing tujuh keliling batang kemaluanku sudah “READY FOR ACTION” namun aku tak bisa meminta “jatah” ke Narty lantaran ia hamil tua maka akupun memutuskan untuk menggumbar hawa nafsuku dengan melihat VCD porno alias BF aku harus melihat vcd ginian waktu tengah malam. lantaran pada tengah malam begini biasanya Narty dan Pita pasti sudah tidur terlelap.Narty paling nggak suka kalau aku liat vcd beginian.dan kalau ketahuan Pita yang masih ABG itu bisa hilang wajahku. Saat aku tengah asyik-asyiknya melihat tiba-tiba ada seseorang menepuk pundakku “Pit…..Pita ka……mu be…belum tidur”ujarku gelagapan saat mengetahui bahwa yang menepuk pundakku adalah Pita. sembari menyetop jalannya BF dengan remote televisi yang terletak dismping sofa tempatku duduk. ‘’belum,mas malam ini panas banget,ya jadi gerah nih” “oh…”jawabku datar. “mas,mas suka ngeliat yang beginian ya?” “ah,nggak juga Cuma iseng doang kok,eh Pita jangan bilangin hal ini ke mbak Narty ya soalnya dia nggak suka kalo mas liat ginian” “boleh aja mas pake rahasia-rahasiaan tapi……” “tapi apa?” “mas harus kasih liat tuh vcd ke Pita” gila kali nih anak, baru lulus SMA sudah berani liat beginian .tapi ya sudah lah toh aku sudah ketangkep basah jadi mau nggak mau kustel lagi deh BF tersebut.dan kami pun melihat BF itu berduaan di sofa kayak Romi dan yuli. Akhirnya tibalah adegan dimana pemain pria dikulum batang kemaluaannya oleh si pemain wanita.(oral sex). “mas kenapa sih kok tuh cowok seneng banget waktu “anunya” dikulum sama sicewek itu”Tanya Pita kujawab saja dengan jujur”ehh….tuh cowok kerangsang kali. aku bilangin ya pit cowok itu kalo dikulum anunya bakal kerangsang.” “emang kalo “anunya” mas digituin mas ya kerangsang?’’ “jelas dong”kataku saat itu. gila nih anak pertanyaannya kok menjurus amat ke hal-hal khusus dewasa. “mas,mas mau nggak kalo digituin sama Pita.” “gendheng kamu pit,aku ini kan kakak iparmu bagaimana kalau mbak Narty tau” “lho,mbak Narty kan sudah tidur mas,nggak bakalan tahu deh” belum sempat aku berkata apa-apa Pita sudah membuka celana ku dan langsung mungulum kemaluanku.aku gelagapan. suara mulut Pita yang tertahan burungku itu akhirnya membuat aku kerangsang juga.akhirnyapelan-pelan aku mulai mengikuti permainnan lidah Pita kugoyangkan pantatku searah dan perlahan.kubelai-belai rambut Pita yang terurai panjang.sementara itu Pita mengulum kemaluanku bagai seorang bayi mengulum lollipop mulutnya mengulum mengitari kemaluanku kadang ia menngigit lembut kepala kemaluanku dan saat itulah aku memmekik ringan.hingga akhirnya: air surgawiku tertumpah semua ke mulut Pita .
Pita berusaha menelan semuanya dan setelah itu dengan jilatan-jilatan kecilnya ia menbersihkan kemaluanku hinngga bersih dan klinclong. “hah….hah mas aku kan sudah ngulumin punyanya mas,sekarang giliran emas dong yang ngulumin punya Pita” “oke deh pit buka dong dasternya biar mas kulumin memek kamu “ dengan cepatnya Pita membuka baju dasternya bahkan juga bra dan cdnya .dan setelah itu kulihat lagi tubuh Pita polos tanpa sehelai benangpun sama persis dengan yang kulihat dikamar mandi tempo hari(saat aku mengintipnya remember).maka dengan segera tanganku mengengam kedua buah gumpalan dagingnya dan mulai meremasnya dengan kasar sembari kadang-kadang memainkan putingnya yang sudah mengeras akibat rangsangan ransangan yang didapatnya ketika menggulumku tadi. “akh……oooooooh……mas jangan mas kulumin memekku dulu dong pleeeeaaze” ‘ini dulu baru itu Pit”kataku menirukan bunyi iklan di tv sembari menciumi kedua daging kembar itu bergantian. Setelaah puas menciumi kedua susu Pita barulah aku mulai menciumi memeknya pertama kujilati bulu-bulu halusnya rintihan pita terdengar. tampaknya titik lemah Pita ada di memeknya.itu dapat dibuktikan .begitu ia mengerakan pantatnya dengan antusias membiarkan lidahku menari bergerak bebas didalam memeknya yang sempit dan begitu kutemukan chrytorysnya(yg sebesar kacang kedelai) lansung saja kukulum tanpa ammpun “akh………oooooooooo…………….akkkhh………………… akh………oooooooooo…………….akkkhh………………… akh………oooooooooo…………….akkkhh…………………maaaaas maaaasukin aja burung mas ke dalam memek aku akh…………….” “tapi ,Pita kamu kan masih perawan” “askh….nggak peduli pokoke puasin aku mas”kata Pita sembari menancapkan burungku ke vaginanya. “aaaaaaaaaaaaaaaaaa…………..oooooooooo………….” masuklah semua burungku seiring dengan erangan Pita (menahan sakitnya hujaman anuku).setelah itu mulailah kugenjot tubuh Pita semakin lama semakin cepat.Pita terus memekik keras namun aku sudah gelap mata.maka semakin keras erangan Pita semakin keras pula goyanganku. Aku terus mengoyang Pita hingga akhirnya Pita mencapai klimaks. Cairan orgasmenya keluar bersama darah keperawanannya.tubuh kami berdua bagai bermandi keringat.kubiarkan pita istirahat sekitar 15 menit.saat itu kulihat Pita menyeka air matanya mungkin ia menangis karena menahan sakitnya hujaman “burungku”.kejadian ini mengingatkanku saat kuperawani Narty .kala itu Narty juga mengeluarkan air mata..dasar adik kakak sama saja. Lalu kubiarkan sekali lagi Pita mengulum anuku hingga keluar cairan surgawi untuk kedua kalinya kali ini fekwendsinya lebih banyak karena kulihat Pita tak mampu menelannya..air surgawiku tampak belepotan diwajahnya.kubantu Pita untuk membersihkan spermaku di wajahnya dengan kertas tissue.setelah itu kami akhiri perbuatan nista kami ini dengan cumbuan mesra. “Pita,kita baru saja melakukan sebuah perbuatan yang dilarang oleh agama,sadarkah kamu,Pita” “ah,nggak papa mas.apa urusannya agama sama kita.toh kita Cuma melakukan hubungan sex tidak lebih”masyaallah …! Dia Cuma berkata seperti itu setelah berselingkuh dengan aku,kakak iparnya sendiri ck…ck…..ck… “tapi aku kan sudah memerawanimu itu sama artinya dengan merusak masa depanmu dan aku juga telah menghianati cinta mbakyumu Narty” “ah mas ini gimana toh asal kita nggak buka mulut siapa sih yang tahu kalau aku sudah nggak segelan lagi” “tapi…’’ “dan lagipula mas kan nggak maksa aku nglakuin ginian,orang aku yang mau kok,mas asal mas tau aja ya aku tuh sudah lama menunggu saat dimana “segelku” dibuka sama mas,makanya tadi waktu mas ngintip aku biarin aja.” “jadi kamu tau kalo tadi pagi aku……” “ya,jelas tau dong mas ,mas dimataku mas itu seorang yang gagah dan baik jadi aku nggak akan nyesel ngasih keperawananku ke mas” “tapi gimana kalau sampai mbak Narty tahu he…” “kita rahasiain hal ini dari semua orang mas gimana mas setuju nggak?” “baiklah aku rasa inijalan yang baik untuk kita berdua Pita aku mohon anggap saja malam ini tak pernah terjadi” dan mulai saat itu kami merahasiakan hal ini pada siapapun.Pita tinggal dikost-kostsan dengan alas an agar lebih dekat ke fakultas dimana ia menimba ilmu.(padahal ia tinggal di kost-kostsan untuk menghindari kecurigaan Narty}ia hidup tanpa beban seolah-olah apayang telah kulakukan tak pernah terjadi namun kin giliran aku yang repot karena aku tak bisa melupakan nikmatnya oral sex Pita
saat ia menyabuni tubuhnya ,juga saat ia keramas semua terlihat dengan sangat detail.benar-benar pemandangan yang eksotis.tak akan tertukar dengan pemandangan gunung willis sekalipun pokoke oke.dan tanpa sadar “adik kecil”kupun terbangun. Namun aku harus menelan ludah. jam dinding sudah menunjuk angka 08.00 aku harus bersiap-siap ke kantor.dan dikantorpun aku tak berkonsentrasi bayang-bayang tubuh Pita mengisi terus seluruh otakku.ingin rasanya aku pulang dan mengentot sorang wanita ABG. Dan begitu aku pulang. Aku jadi pusing tujuh keliling batang kemaluanku sudah “READY FOR ACTION” namun aku tak bisa meminta “jatah” ke Narty lantaran ia hamil tua maka akupun memutuskan untuk menggumbar hawa nafsuku dengan melihat VCD porno alias BF aku harus melihat vcd ginian waktu tengah malam. lantaran pada tengah malam begini biasanya Narty dan Pita pasti sudah tidur terlelap.Narty paling nggak suka kalau aku liat vcd beginian.dan kalau ketahuan Pita yang masih ABG itu bisa hilang wajahku. Saat aku tengah asyik-asyiknya melihat tiba-tiba ada seseorang menepuk pundakku “Pit…..Pita ka……mu be…belum tidur”ujarku gelagapan saat mengetahui bahwa yang menepuk pundakku adalah Pita. sembari menyetop jalannya BF dengan remote televisi yang terletak dismping sofa tempatku duduk. ‘’belum,mas malam ini panas banget,ya jadi gerah nih” “oh…”jawabku datar. “mas,mas suka ngeliat yang beginian ya?” “ah,nggak juga Cuma iseng doang kok,eh Pita jangan bilangin hal ini ke mbak Narty ya soalnya dia nggak suka kalo mas liat ginian” “boleh aja mas pake rahasia-rahasiaan tapi……” “tapi apa?” “mas harus kasih liat tuh vcd ke Pita” gila kali nih anak, baru lulus SMA sudah berani liat beginian .tapi ya sudah lah toh aku sudah ketangkep basah jadi mau nggak mau kustel lagi deh BF tersebut.dan kami pun melihat BF itu berduaan di sofa kayak Romi dan yuli. Akhirnya tibalah adegan dimana pemain pria dikulum batang kemaluaannya oleh si pemain wanita.(oral sex). “mas kenapa sih kok tuh cowok seneng banget waktu “anunya” dikulum sama sicewek itu”Tanya Pita kujawab saja dengan jujur”ehh….tuh cowok kerangsang kali. aku bilangin ya pit cowok itu kalo dikulum anunya bakal kerangsang.” “emang kalo “anunya” mas digituin mas ya kerangsang?’’ “jelas dong”kataku saat itu. gila nih anak pertanyaannya kok menjurus amat ke hal-hal khusus dewasa. “mas,mas mau nggak kalo digituin sama Pita.” “gendheng kamu pit,aku ini kan kakak iparmu bagaimana kalau mbak Narty tau” “lho,mbak Narty kan sudah tidur mas,nggak bakalan tahu deh” belum sempat aku berkata apa-apa Pita sudah membuka celana ku dan langsung mungulum kemaluanku.aku gelagapan. suara mulut Pita yang tertahan burungku itu akhirnya membuat aku kerangsang juga.akhirnyapelan-pelan aku mulai mengikuti permainnan lidah Pita kugoyangkan pantatku searah dan perlahan.kubelai-belai rambut Pita yang terurai panjang.sementara itu Pita mengulum kemaluanku bagai seorang bayi mengulum lollipop mulutnya mengulum mengitari kemaluanku kadang ia menngigit lembut kepala kemaluanku dan saat itulah aku memmekik ringan.hingga akhirnya: air surgawiku tertumpah semua ke mulut Pita .
Pita berusaha menelan semuanya dan setelah itu dengan jilatan-jilatan kecilnya ia menbersihkan kemaluanku hinngga bersih dan klinclong. “hah….hah mas aku kan sudah ngulumin punyanya mas,sekarang giliran emas dong yang ngulumin punya Pita” “oke deh pit buka dong dasternya biar mas kulumin memek kamu “ dengan cepatnya Pita membuka baju dasternya bahkan juga bra dan cdnya .dan setelah itu kulihat lagi tubuh Pita polos tanpa sehelai benangpun sama persis dengan yang kulihat dikamar mandi tempo hari(saat aku mengintipnya remember).maka dengan segera tanganku mengengam kedua buah gumpalan dagingnya dan mulai meremasnya dengan kasar sembari kadang-kadang memainkan putingnya yang sudah mengeras akibat rangsangan ransangan yang didapatnya ketika menggulumku tadi. “akh……oooooooh……mas jangan mas kulumin memekku dulu dong pleeeeaaze” ‘ini dulu baru itu Pit”kataku menirukan bunyi iklan di tv sembari menciumi kedua daging kembar itu bergantian. Setelaah puas menciumi kedua susu Pita barulah aku mulai menciumi memeknya pertama kujilati bulu-bulu halusnya rintihan pita terdengar. tampaknya titik lemah Pita ada di memeknya.itu dapat dibuktikan .begitu ia mengerakan pantatnya dengan antusias membiarkan lidahku menari bergerak bebas didalam memeknya yang sempit dan begitu kutemukan chrytorysnya(yg sebesar kacang kedelai) lansung saja kukulum tanpa ammpun “akh………oooooooooo…………….akkkhh………………… akh………oooooooooo…………….akkkhh………………… akh………oooooooooo…………….akkkhh…………………maaaaas maaaasukin aja burung mas ke dalam memek aku akh…………….” “tapi ,Pita kamu kan masih perawan” “askh….nggak peduli pokoke puasin aku mas”kata Pita sembari menancapkan burungku ke vaginanya. “aaaaaaaaaaaaaaaaaa…………..oooooooooo………….” masuklah semua burungku seiring dengan erangan Pita (menahan sakitnya hujaman anuku).setelah itu mulailah kugenjot tubuh Pita semakin lama semakin cepat.Pita terus memekik keras namun aku sudah gelap mata.maka semakin keras erangan Pita semakin keras pula goyanganku. Aku terus mengoyang Pita hingga akhirnya Pita mencapai klimaks. Cairan orgasmenya keluar bersama darah keperawanannya.tubuh kami berdua bagai bermandi keringat.kubiarkan pita istirahat sekitar 15 menit.saat itu kulihat Pita menyeka air matanya mungkin ia menangis karena menahan sakitnya hujaman “burungku”.kejadian ini mengingatkanku saat kuperawani Narty .kala itu Narty juga mengeluarkan air mata..dasar adik kakak sama saja. Lalu kubiarkan sekali lagi Pita mengulum anuku hingga keluar cairan surgawi untuk kedua kalinya kali ini fekwendsinya lebih banyak karena kulihat Pita tak mampu menelannya..air surgawiku tampak belepotan diwajahnya.kubantu Pita untuk membersihkan spermaku di wajahnya dengan kertas tissue.setelah itu kami akhiri perbuatan nista kami ini dengan cumbuan mesra. “Pita,kita baru saja melakukan sebuah perbuatan yang dilarang oleh agama,sadarkah kamu,Pita” “ah,nggak papa mas.apa urusannya agama sama kita.toh kita Cuma melakukan hubungan sex tidak lebih”masyaallah …! Dia Cuma berkata seperti itu setelah berselingkuh dengan aku,kakak iparnya sendiri ck…ck…..ck… “tapi aku kan sudah memerawanimu itu sama artinya dengan merusak masa depanmu dan aku juga telah menghianati cinta mbakyumu Narty” “ah mas ini gimana toh asal kita nggak buka mulut siapa sih yang tahu kalau aku sudah nggak segelan lagi” “tapi…’’ “dan lagipula mas kan nggak maksa aku nglakuin ginian,orang aku yang mau kok,mas asal mas tau aja ya aku tuh sudah lama menunggu saat dimana “segelku” dibuka sama mas,makanya tadi waktu mas ngintip aku biarin aja.” “jadi kamu tau kalo tadi pagi aku……” “ya,jelas tau dong mas ,mas dimataku mas itu seorang yang gagah dan baik jadi aku nggak akan nyesel ngasih keperawananku ke mas” “tapi gimana kalau sampai mbak Narty tahu he…” “kita rahasiain hal ini dari semua orang mas gimana mas setuju nggak?” “baiklah aku rasa inijalan yang baik untuk kita berdua Pita aku mohon anggap saja malam ini tak pernah terjadi” dan mulai saat itu kami merahasiakan hal ini pada siapapun.Pita tinggal dikost-kostsan dengan alas an agar lebih dekat ke fakultas dimana ia menimba ilmu.(padahal ia tinggal di kost-kostsan untuk menghindari kecurigaan Narty}ia hidup tanpa beban seolah-olah apayang telah kulakukan tak pernah terjadi namun kin giliran aku yang repot karena aku tak bisa melupakan nikmatnya oral sex Pita
janda kembang yang binal
Telah belasan tahun berpraktek aku di kawasan kumuh ibu kota, tepatnya di kawasan Pelabuhan Rakyat di Jakarta Barat. Pasienku lumayan banyak, namun rata-rata dari kelas menengah ke bawah. Jadi sekalipun telah belasan tahun aku berpraktek dengan jumlah pasien lumayan, aku tetap saja tidak berani membina rumah tangga, sebab aku benar-benar ingin membahagiakan isteriku, bila aku memilikinya kelak, dan kebahagiaan dapat dengan mudah dicapai bila kantongku tebal, simpananku banyak di bank dan rumahku besar. Namun aku tidak pernah mengeluh akan keadaanku ini. Aku tidak ingin membanding- bandingkan diriku pada Dr. Susilo yang ahli bedah, atau Dr. Hartoyo yang spesialis kandungan, sekalipun mereka dulu waktu masih sama-sama kuliah di fakultas kedokteran sering aku bantu dalam menghadapi ujian. Mereka adalah bintang kedokteran yang sangat cemerlang di bumi pertiwi, bukan hanya ketenaran nama, juga kekayaan yang tampak dari Baby Benz, Toyota Land Cruiser, Pondok Indah, Permata Hijau, Bukit Sentul dll. Dengan pekerjaanku yang melayani masyarakat kelas bawah, yang sangat memerlukan pelayanan kesehatan yang terjangkau, aku memperoleh kepuasan secara batiniah, karena aku dapat melayani sesama dengan baik. Namun, dibalik itu, aku pun memperoleh kepuasan yang amat sangat di bidang non materi lainnya. Suatu malam hari, aku diminta mengunjungi pasien yang katanya sedang sakit parah di rumahnya. Seperti biasa, aku mengunjunginya setelah aku menutup praktek pada sekitar setengah sepuluh malam. Ternyata sakitnya sebenarnya tidaklah parah bila ditinjau dari kacamata kedokteran, hanya flu berat disertai kurang darah, jadi dengan suntikan dan obat yang biasa aku sediakan bagi mereka yang kesusahan memperoleh obat malam malam, si ibu dapat di ringankan penyakitnya. Saat aku mau meninggalkan rumah si ibu, ternyata tanggul di tepi sungai jebol, dan air bah menerjang, hingga mobil kijang bututku serta merta terbenam sampai setinggi kurang lebih 50 senti dan mematikan mesin yang sempat hidup sebentar. Air di mana-mana, dan aku pun membantu keluarga si ibu untuk mengungsi ke atas, karena kebetulan rumah petaknya terdiri dari 2 lantai dan di lantai atas ada kamar kecil satu-satunya tempat anak gadis si ibu tinggal. Karena tidak ada kemungkinan untuk pulang, maka si Ibu menawarkan aku untuk menginap sampai air surut. Di kamar yang sempit itu, si ibu segera tertidur dengan pulasnya, dan tinggallah aku berduaan dengan anak si ibu, yang ternyata dalam sinar remang-remang, tampak manis sekali, maklum, umurnya aku perkirakan baru sekitar awal dua puluhan. “Pak dokter, maaf ya, kami tidak dapat menyuguhkan apa apa, agaknya semua perabotan dapur terendam di bawah”, katanya dengan suara yang begitu merdu, sekalipun di luar terdengar hamparan hujan masih mendayu dayu. “Oh, enggak apa-apa kok Dik”, sahutku. Dan untuk melewati waktu, aku banyak bertanya padanya, yang ternyata bernama Sri. Ternyata Sri adalah janda tanpa anak, yang suaminya meninggal karena kecelakaan di laut 2 tahun yang lalu. Karena hanya berdua saja dengan ibunya yang sakit- sakitan, maka Sri tetap menjanda. Sri sekarang bekerja pada pabrik konveksi pakaian anak-anak, namun perusahaan tempatnya bekerja pun terkena dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan. Saat aku melirik ke jam tanganku, ternyata jam telah menunjukkan setengah dua dini hari, dan aku lihat Sri mulai terkantuk-kantuk, maka aku sarankan dia untuk tidur saja, dan karena sempitnya kamar ini, aku terpaksa duduk di samping Sri yang mulai merebahkan diri. Tampak rambut Sri yang panjang terburai di atas bantal. Dadanya yang membusung tampak bergerak naik turun dengan teraturnya mengiringi nafasnya. Ketika Sri berbalik badan dalam tidurnya, belahan bajunya agak tersingkap, sehingga dapat kulihat buah dadanya yang montok dengan belahan yang sangat dalam. Pinggangnya yang ramping lebih menonjolkan busungan buah dadanya yang tampak sangat menantang. Aku coba merebahkan diri di sampingnya dan ternyata Sri tetap lelap dalam tidurnya. Pikiranku menerawang, teringat aku akan Wati, yang juga mempunyai buah dada montok, yang pernah aku tiduri malam minggu yang lalu, saat aku melepaskan lelah di panti pijat tradisional yang terdapat banyak di kawasan aku berpraktek. Tapi Wati ternyata hanya nikmat di pandang, karena permainan seksnya jauh di bawah harapanku. Waktu itu aku hampir-hampir tidak dapat pulang berjalan tegak, karena burungku masih tetap keras dan mengacung setelah ’selesai’ bergumul dengan Wati. Maklum, aku tidak terpuaskan secara seksual, dan kini, telah seminggu berlalu, dan aku masih memendam berahi di antara selangkanganku. Aku mencoba meraba buah dada Sri yang begitu menantang, ternyata dia tidak memakai beha di bawah bajunya. Teraba puting susunya yang mungil. dan ketika aku mencoba melepaskan bajunya, ternyata dengan mudah dapat kulakukan tanpa membuat Sri terbangun. Aku dekatkan bibirku ke putingnya yang sebelah kanan, ternyata Sri tetap tertidur. Aku mulai merasakan kemaluanku mulai membesar dan agak menegang,
jadi aku teruskan permainan bibirku ke puting susu Sri yang sebelah kiri, dan aku mulai meremas buah dada Sri yang montok itu. Terasa Sri bergerak di bawah himpitanku, dan tampak dia terbangun, namun aku segera menyambar bibirnya, agar dia tidak menjerit. Aku lumatkan bibirku ke bibirnya, sambil menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Terasa sekali Sri yang semula agak tegang, mulai rileks, dan agaknya dia menikmati juga permainan bibir dan lidahku, yang disertai dengan remasan gemas pada ke dua buah dadanya. Setalah aku yakin Sri tidak akan berteriak, aku alihkan bibirku ke arah bawah, sambil tanganku mencoba menyibakkan roknya agar tanganku dapat meraba kulit pahanya. Ternyata Sri sangat bekerja sama, dia gerakkan bokongnya sehingga dengan mudah malah aku dapat menurunkan roknya sekaligus dengan celana dalamnya, dan saat itu kilat di luar membuat sekilas tampak pangkal paha Sri yang mulus, dengan bulu kemaluan yang tumbuh lebat di antara pangkal pahanya itu. Kujulurkan lidahku, kususupi rambut lebat yang tumbuh sampai di tepi bibir besar kemaluannya. Di tengah atas, ternyata clitoris Sri sudah mulai mengeras, dan aku jilati sepuas hatiku sampai terasa Sri agak menggerakkan bokongnya, pasti dia menahan gejolak berahinya yang mulai terusik oleh jilatan lidahku itu. Sri membiarkan aku bermain dengan bibirnya, dan terasa tangannya mulai membuka kancing kemejaku, lalu melepaskan ikat pinggangku dan mencoba melepaskan celanaku. Agaknya Sri mendapat sedikit kesulitan karena celanaku terasa sempit karena kemaluanku yang makin membesar dan makin menegang. Sambil tetap menjilati kemaluannya, aku membantu Sri melepaskan celana panjang dan celana dalamku sekaligus, sehingga kini kami telah bertelanjang bulat, berbaring bersama di lantai kamar, sedangkan ibunya masih nyenyak di atas tempat tidur. Mata Sri tampak agak terbelalak saat dia memandang ke arah bawah perutku, yang penuh ditumbuhi oleh rambut kemaluanku yang subur, dan batang kemaluanku yang telah membesar penuh dan dalam keadaan tegang, menjulang dengan kepala kemaluanku yang membesar pada ujungnya dan tampak merah berkilat. Kutarik kepala Sri agar mendekat ke kemaluanku, dan kusodorkan kepala kemaluanku ke arah bibirnya yang mungil. Ternyata Sri tidak canggung membuka mulutnya dan mengulum kepala kemaluanku dengan lembutnya. Tangan kanannya mengelus batang kemaluanku sedangkan tangan kirinya meremas buah kemaluanku. Aku memajukan bokongku dan batang kemaluanku makin dalam memasuki mulut Sri. Kedua tanganku sibuk meremas buah dadanya, lalu bokongnya dan juga kemaluannya. Aku mainkan jariku di clitoris Sri, yang membuatnya menggelinjang, saat aku rasakan kemaluan Sri mulai membasah, aku tahu, saatnya sudah dekat. Kulepaskan kemaluanku dari kuluman bibir Sri, dan kudorong Sri hingga telentang. Rambut panjangnya kembali terburai di atas bantal. Sri mulai sedikit merenggangkan kedua pahanya, sehingga aku mudah menempatkan diri di atas badannya, dengan dada menekan kedua buah dadanya yang montok, dengan bibir yang melumat bibirnya, dan bagian bawah tubuhku berada di antara kedua pahanya yang makin dilebarkan. Aku turunkan bokongku, dan terasa kepala kemaluanku menyentuh bulu kemaluan Sri, lalu aku geserkan agak ke bawah dan kini terasa kepala kemaluanku berada diantara kedua bibir besarnya dan mulai menyentuh mulut kemaluannya.
Kemudian aku dorongkan batang kemaluanku perlahan-lahan menyusuri liang sanggama Sri. Terasa agak seret majunya, karena Sri telah menjanda dua tahun, dan agaknya belum merasakan batang kemaluan laki-laki sejak itu. Dengan sabar aku majukan terus batang kemaluanku sampai akhirnya tertahan oleh dasar kemaluan Sri. Ternyata kemaluanku cukup besar dan panjang bagi Sri, namun ini hanya sebentar saja, karena segera terasa Sri mulai sedikit menggerakkan bokongnya sehingga aku dapat mendorong batang kemaluanku sampai habis, menghunjam ke dalam liang kemaluan Sri. Aku membiarkan batang kemaluanku di dalam liang kemaluan Sri sekitar 20 detik, baru setelah itu aku mulai menariknya perlahan-lahan, sampai kira-kira setengahnya, lalu aku dorongkan dengan lebih cepat sampai habis. Gerakan bokongku ternyata membangkitkan berahi Sri yang juga menimpali dengan gerakan bokongnya maju dan mundur, kadangkala ke arah kiri dan kanan dan sesekali bergerak memutar, yang membuat kepala dan batang kemaluanku terasa di remas-remas oleh liang kemaluan Sri yang makin membasah. Tidak terasa, Sri terdengar mendasah dasah, terbaur dengan dengusan nafasku yang ditimpali dengan hawa nafsu yang makin membubung. Untuk kali pertama aku menyetubuhi Sri, aku belum ingin melakukan gaya yang barangkali akan membuatnya kaget, jadi aku teruskan gerakan bokongku mengikuti irama bersetubuh yang tradisional, namun ini juga membuahkan hasil kenikmatan yang amat sangat. Sekitar 40 menit kemudian, disertai dengan jeritan kecil Sri, aku hunjamkan seluruh batang kemaluanku dalam dalam, kutekan dasar kemaluan Sri dan seketika kemudian, terasa kepala kemaluanku menggangguk- angguk di dalam kesempitan liang kemaluan Sri dan memancarkan air maniku yang telah tertahan lebih dari satu minggu. Terasa badan Sri melamas, dan aku biarkan berat badanku tergolek di atas buah dadanya yang montok. Batang kemaluanku mulai melemas, namun masih cukup besar, dan kubiarkan tergoler dalam jepitan liang kemaluannya.
Terasa ada cairan hangat mengalir membasahi pangkal pahaku. Sambil memeluk tubuh Sri yang berkeringat, aku bisikan ke telinganya, “Sri, terima kasih, terima kasih..”
jadi aku teruskan permainan bibirku ke puting susu Sri yang sebelah kiri, dan aku mulai meremas buah dada Sri yang montok itu. Terasa Sri bergerak di bawah himpitanku, dan tampak dia terbangun, namun aku segera menyambar bibirnya, agar dia tidak menjerit. Aku lumatkan bibirku ke bibirnya, sambil menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Terasa sekali Sri yang semula agak tegang, mulai rileks, dan agaknya dia menikmati juga permainan bibir dan lidahku, yang disertai dengan remasan gemas pada ke dua buah dadanya. Setalah aku yakin Sri tidak akan berteriak, aku alihkan bibirku ke arah bawah, sambil tanganku mencoba menyibakkan roknya agar tanganku dapat meraba kulit pahanya. Ternyata Sri sangat bekerja sama, dia gerakkan bokongnya sehingga dengan mudah malah aku dapat menurunkan roknya sekaligus dengan celana dalamnya, dan saat itu kilat di luar membuat sekilas tampak pangkal paha Sri yang mulus, dengan bulu kemaluan yang tumbuh lebat di antara pangkal pahanya itu. Kujulurkan lidahku, kususupi rambut lebat yang tumbuh sampai di tepi bibir besar kemaluannya. Di tengah atas, ternyata clitoris Sri sudah mulai mengeras, dan aku jilati sepuas hatiku sampai terasa Sri agak menggerakkan bokongnya, pasti dia menahan gejolak berahinya yang mulai terusik oleh jilatan lidahku itu. Sri membiarkan aku bermain dengan bibirnya, dan terasa tangannya mulai membuka kancing kemejaku, lalu melepaskan ikat pinggangku dan mencoba melepaskan celanaku. Agaknya Sri mendapat sedikit kesulitan karena celanaku terasa sempit karena kemaluanku yang makin membesar dan makin menegang. Sambil tetap menjilati kemaluannya, aku membantu Sri melepaskan celana panjang dan celana dalamku sekaligus, sehingga kini kami telah bertelanjang bulat, berbaring bersama di lantai kamar, sedangkan ibunya masih nyenyak di atas tempat tidur. Mata Sri tampak agak terbelalak saat dia memandang ke arah bawah perutku, yang penuh ditumbuhi oleh rambut kemaluanku yang subur, dan batang kemaluanku yang telah membesar penuh dan dalam keadaan tegang, menjulang dengan kepala kemaluanku yang membesar pada ujungnya dan tampak merah berkilat. Kutarik kepala Sri agar mendekat ke kemaluanku, dan kusodorkan kepala kemaluanku ke arah bibirnya yang mungil. Ternyata Sri tidak canggung membuka mulutnya dan mengulum kepala kemaluanku dengan lembutnya. Tangan kanannya mengelus batang kemaluanku sedangkan tangan kirinya meremas buah kemaluanku. Aku memajukan bokongku dan batang kemaluanku makin dalam memasuki mulut Sri. Kedua tanganku sibuk meremas buah dadanya, lalu bokongnya dan juga kemaluannya. Aku mainkan jariku di clitoris Sri, yang membuatnya menggelinjang, saat aku rasakan kemaluan Sri mulai membasah, aku tahu, saatnya sudah dekat. Kulepaskan kemaluanku dari kuluman bibir Sri, dan kudorong Sri hingga telentang. Rambut panjangnya kembali terburai di atas bantal. Sri mulai sedikit merenggangkan kedua pahanya, sehingga aku mudah menempatkan diri di atas badannya, dengan dada menekan kedua buah dadanya yang montok, dengan bibir yang melumat bibirnya, dan bagian bawah tubuhku berada di antara kedua pahanya yang makin dilebarkan. Aku turunkan bokongku, dan terasa kepala kemaluanku menyentuh bulu kemaluan Sri, lalu aku geserkan agak ke bawah dan kini terasa kepala kemaluanku berada diantara kedua bibir besarnya dan mulai menyentuh mulut kemaluannya.
Kemudian aku dorongkan batang kemaluanku perlahan-lahan menyusuri liang sanggama Sri. Terasa agak seret majunya, karena Sri telah menjanda dua tahun, dan agaknya belum merasakan batang kemaluan laki-laki sejak itu. Dengan sabar aku majukan terus batang kemaluanku sampai akhirnya tertahan oleh dasar kemaluan Sri. Ternyata kemaluanku cukup besar dan panjang bagi Sri, namun ini hanya sebentar saja, karena segera terasa Sri mulai sedikit menggerakkan bokongnya sehingga aku dapat mendorong batang kemaluanku sampai habis, menghunjam ke dalam liang kemaluan Sri. Aku membiarkan batang kemaluanku di dalam liang kemaluan Sri sekitar 20 detik, baru setelah itu aku mulai menariknya perlahan-lahan, sampai kira-kira setengahnya, lalu aku dorongkan dengan lebih cepat sampai habis. Gerakan bokongku ternyata membangkitkan berahi Sri yang juga menimpali dengan gerakan bokongnya maju dan mundur, kadangkala ke arah kiri dan kanan dan sesekali bergerak memutar, yang membuat kepala dan batang kemaluanku terasa di remas-remas oleh liang kemaluan Sri yang makin membasah. Tidak terasa, Sri terdengar mendasah dasah, terbaur dengan dengusan nafasku yang ditimpali dengan hawa nafsu yang makin membubung. Untuk kali pertama aku menyetubuhi Sri, aku belum ingin melakukan gaya yang barangkali akan membuatnya kaget, jadi aku teruskan gerakan bokongku mengikuti irama bersetubuh yang tradisional, namun ini juga membuahkan hasil kenikmatan yang amat sangat. Sekitar 40 menit kemudian, disertai dengan jeritan kecil Sri, aku hunjamkan seluruh batang kemaluanku dalam dalam, kutekan dasar kemaluan Sri dan seketika kemudian, terasa kepala kemaluanku menggangguk- angguk di dalam kesempitan liang kemaluan Sri dan memancarkan air maniku yang telah tertahan lebih dari satu minggu. Terasa badan Sri melamas, dan aku biarkan berat badanku tergolek di atas buah dadanya yang montok. Batang kemaluanku mulai melemas, namun masih cukup besar, dan kubiarkan tergoler dalam jepitan liang kemaluannya.
Terasa ada cairan hangat mengalir membasahi pangkal pahaku. Sambil memeluk tubuh Sri yang berkeringat, aku bisikan ke telinganya, “Sri, terima kasih, terima kasih..”
Gak Ada Adik,Kakakpun Jadi
Setelah permainan cintaku dengan Evi sore itu, kami jadi sering melakukannya apabila ada kesempatan. Kadang kami bercinta di Kamar Evi dan kadang di kamarku. Evi yang masih berusia 22 tahun itu bercerita tentang hilangnya kegadisannya oleh pacarnya ketika masih SMA. Menurut ceritanya dia dijebak pacarnya untuk minum-minum ketika perayaan ulangtahunnya yang ke 17. Ketika dia mulai mabuk dia dibawa pacarnya dan di perkosa di hotel. Tragisnya dia diperkosa secara bergantian oleh 2 orang teman pacarnya saat itu. Paginya setelah sadar dia di antar pulang dan pacar maupun kedua temannya menghilang entah kemana. Setelah lulus SMA akhirnya dia memutuskan untuk kuliah di Bali jurusan hotel dan tourisme. Sejak kuliah di Bali pun dia sudah beberapa kali melakukan sex dengan beberapa teman kuliah-nya. Hubungan kami pun cuma sebagai teman, tidak lebih, hubungan kami berdasarkan suka sama suka. Mungkin karena usia ku yang lebih muda. Hanya saja aku dapat previlege untuk tubuhnya kapan saja aku mau. Hubunganku dengan Evi pun tidak diketahui oleh Silvi kakaknya yang sudah bekerja di salah satu hotel di kawasan Jimbaran. Silvi, tidak kalah cantiknya dengan Evi. Keduanya memiliki kulit yang putih bersih. Silvi lebih dewasa dalam pembawaan dan enak juga diajak ngobrol. Karena Silvi juga cantik aku sering bercanda dengan Evi mengatakan ingin tahu rasanya bila berhubungan dengan Silvi. Evi kadang tertawa dan kadang marah kalo aku berkata begitu. Walau marah, Evi akan hilang kemarahannya kalau kucumu lagi. Seperti halnya sore itu, Ketika aku baru pulang kuliah, kulihat kamar Evi terbuka tetapi tidak ada orang didalamnya. Karena situasi kost yang sepi akupun masuk ke kamarnya dan mendengar ada yang sedang mandi dan akupun menutup pintu kamar Evi. Sudah seminggu lebih aku menginap di Denpasar karena sedang ujian akhir. Setelah pintu kututup, kupanggil Evi yang ada dikamar mandi. "Vi, lagi mandi yah? tanyaku basa-basi. Tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi. Akupun melanjutkan. "Kamu marah yah Vi?, Maaf yah aku gak kasih tahu kamu kalo aku mau nginep di Denpasar. Hari ini aku mau buat kamu puas Vi. Aku akan cium kamu, bikin kamu puas hari ini. Aku aka. "Mandi kucing kan kamu Vi mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki." Rayuku. Masih tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi. "Vi, ingat film yang dulu kita tonton kan. Aku akan bikin kamu puas beberapa kali hari ini sebelum kau rasakan penisku ini Vi. Aku akan cium vaginamu sampai kau menggelinjang puas dan memohon agar aku memasukkan penisku". Terdengar suara batuk kecil dari dalam kamar mandi. "Vi, kututup pintu dan gordennya yah Vi". Akupun berbalik dan menutup gorden jendela yang memang masih terbuka. Ketika gorden kututup, kudengar pintu kamar mandi terbuka. Akupun tersenyum dan bersorak dalam hati. Setelah aku menutup gorden akupun berbalik. Dan ternyata, yang ada dalam kamar mandi itu adalah Silvi, kakak Evi,
yang baru saja selesai mandi keluar dengan menggunakan bathrope berwarna pink dan duduk diatas tempat tidur dengan kaki bersilang dan terlihat dari belahan bathropenya. Kaki yang putih terawat, betisnya yang indah terlihat terus hingga ke pahanya yang putih, kencang dan seksi sangat menantang sekali untuk dielus. Belum lagi silangan bathrope di dadanya agak kebawah sehingga terlihat dada putih dan belahan payudaranya. Kukira ukuran Branya sedikit lebih besar dari Evi, karena aku belum pernah menyentuhnya. "Evi sedang ke Yogya, dia sedang Praktek kerja selama 2 bulan" Kata Silvi sambil memainkan tali bathrope-nya. "Jadi selama ini kamu suka make love ya sama Evi, padahal aku percaya kamu tidak akan begitu sama adikku" "Maaf Mbak, aku gak tahu kalo yang didalam itu Mbak Silvi" Kataku sambil mataku memandang wajah Silvi. Rambutnya yang hitam sepundak tergerai basah. Dada yang putih dengan belahan yang terlihat cukup dalam. Paha yang putih mulus dan kencang hingga betis yang terawat rapih. Kalau menurutku Silvi boleh mendapat angka 8 hingga 8,5. "Lalu kalo bukan Mbak kenapa?, Kamu enggak mau mencium Mbak, buat Mbak puas, memandikucingkan Mbak seperti yang kamu bilang tadi?" Tanya Silvi memancingku. "Aku sih mau aja Mbak kalo Mbak kasih" Jawabku langsung tanpa pikir lagi sambil melangkah ke tempat tidur. Sebab sebagai laki-laki normal aku sudah tidak kuat menahan nafsuku melihat sesosok wanita cantik yang hampir pasti telanjang karena baru selesai mandi. Belum lagi pemandangan dada dan putih mulus yang sangat menggoda. "Kamu sudah lama make love dengan Evi, Ren?" Tanya Silvi ketika aku duduk di sebelah kirinya. Aku tidak langsung menjawab, setelah duduk di sebelahnya aku mencium wangi harum tubuhnya. "Tubuh Mbak harum sekali", kataku sambil mencium lehernya yang putih dan jenjang. Silvi menggeliat dan mendesah ketika lehernya kucium, mulutku pun naik dan mencium bibirnya yang mungil dan merah merekah. Silvi pun membalas ciumanku dengan hangatnya. Perlahan kumasukkan lidahku ke dalam rongga mulutnya dan lidah kami pun saling bersentuhan, hal itu membuat Silvi semakin hangat. Perlajan tangan kiriku menyelusup ke dalam bath robenya dan meraba payudaranya yang kenyal. Sambil terus berciuman kuusap dan kupijat lembut kedua payudaranya bergantian. Payudaranya pun makin mengeras dan putingnyapun mulai naik. Sesekali kumainkan putingnya dengan tanganku sambil terus melumat bibirnya. Aku pun mengubah posisiku, kurebahkan tubuh Silvi di tempat tidur sambil terus melumat bibirnya dan meraba payudaranya. Setelah tubuh Silvi rebah, perlahan mulutku pun turun ke lehernya dan tanganku pun menarik tali pengikat bathrope-nya. Setelah talinya terlepas kubuka bathropenya. Aku berhenti mencium lehernya sebentar untuk melihat tubuh wanita yang akan kutiduri sebentar lagi, karena aku belum pernah tubuh Silvi tanpa seutas benang sedikitpun. Sungguh pemandangan yang indah dan tanpa cela sedikit pun. Payudaranya yang putih dan tegak menantang berukuran 36 C dengan puting yang sudah naik sangat menggairahkan. Pinggang yang langsing karena perutnya yang kecil. Bulu halus yang tumbuh di sekitar selangkangannya tampak rapi, mungkin Silvi baru saja mencukur rambut kemaluannya. Sungguh pemandangan yang sangat indah. "Hh" Desah Silvi membuyarkan lamunanku, Aku pun langsung melanjutkan kegiatanku yang tadi terhenti karena mengagumi keindahan tubuhnya. Kembali kulumat bibir Silvi sambil tanganku mengelus payudaranya dan perlahan-lahan turun ke perutnya. Ciumanku pun turun ke lehernya. Desahan Silvi pun makin terdengar. Perlahan mulutku pun turun ke payudaranya dan menciumi payudaranya dengan leluasanya. Payudaranya yang kenyal pun mengeras ketika aku mencium sekeliling payudaranya. Tanganku yang sedang mengelus perutnya pun turun ke pahanya. Sengaja aku membelai sekeliling vaginanya dahulu untuk memancing reaksi Silvi. Ketika tanganku mengelus paha bagian dalamnya, kaki Silvi pun merapat. Terus kuelus paha Silvi hingga akhirnya perlahan tanganku pun ditarik oleh Silvi dan diarahkan ke vaginanya. "Elus dong Ren, Biar Mbak ngerasa enak Ren" Ucapnya sambil mendesah. Bibir vagina Silvi sudah basah ketika kesentuh. Kugesekan jariku sepanjang bibir kemaluan Silvi, dan Silvi pun mendesah. Tangannya meremas kepalaku yang masih berada di payudaranya. "Ahh, terus Ren", Pinggulnya makin bergyang hebat sejalan dengan rabaan tanganku yang makin cepat. Jari-jariku kumasukkan kedalam lubang vaginanya yang semakn basah. "Ohh Ren enak sekali Ren", desah Silvi makin hebat dan goyangan pinggulnya makin cepat. Jariku pun semakin leluasa bermain dalam lorong sempit vagina Silvi. Kucoba masukan kedua jariku dan desahan serta goyangan Silvi makin hebat membuatku semakin terangsang. "Ahh Ren", Silvi pun merapatkan kedua kakinya sehingga tanganku terjepit di dalam lipatan pahanya dan jariku masih terus mengobok-obok vaginanya Silvi yang sempit dan basah. Remasan tangan Silvi di kepalaku semakin kencang, Silvi seperti sedang menikmati puncak kenikmatannya.
Setelah berlangsung cukup lama Silvi pun melenguh panjang jepitan tangan dan kakinya pun mengendur. Kesempatan ini langsung kupergunakan secepat mungkin untuk melepas kaos dan celana jeansku. Penisku sudah tegang sekali dan terasa tidak nyaman karena masih tertekan oleh celana jeansku. Setelah aku tinggal mengunakan CD saja kuubah posisi tidur Silvi. Semula seluruh badan Silvi ada di atas tempat tidur, Sekarang kubuat hanya pinggul ke atas saja yang ada di atas tempat tidur, sedangkan kakinya menjuntai ke bawah. Dengan posisi ini aku bisa melihat vagina Silvi yang merah dan indah. Kuusap sesekali vaginannya, masih terasa basah. Akupun mulai menciumi vaginanya. Terasa lengket tapi harum sekali. Kukira Silvi selalu menjaga bagian kewanitaannya ini dengan teratur sekali. "Ahh Ren, enak Ren", racau Silvi. Pinggulnya bergoyang seiring jilatan lidahku di sepanjang vaginanya. Vagina merahnya semakin basah oleh lendir vaginanya yang harum dan jilatanku. Desahan Silvi pun makin hebat ketika kumasukkan lidahku kedalam bibit lubang vaginanya. Evi pun menggelinjang hebat. "Terus Ren", desahnya. Tanganku yang sedang meremas pantatnya yang padat ditariknya ke payudara. Tnagnku pun bergerak meremas-remas payudaranya yang kenyal. Sementara lidahku terus menerus menjilati vaginanya. Kakinya menjepit kepalaku dan pinggulnya oun bergerak tidak beraturan. Sepuluh menit hal ini berlangsung dan Silvi pun menalami orgasme yang kedua. "Ahh Ren, aku keluar Ren", aku pun merasakan cairan hangat yang keluar dari vaginanya. Cairan itu pun kujilat dan kuhabiskan dan kusimpan dalam mulutku dan secepatnya kucium bibir Silvi yang sedang terbuka agar dia merasakan cairannya sendiri. Lama kami berciuman, dan perlahan posisi penisku sudah berada tepat didepan vaginanya. Sambil terus menciumnya kugesekkan ujung penisku yang mencuat keluar CD ku ke bibir vaginanya. Tangan Silvi yang semula berada disamping bergerak ke arah penisku dan menariknya. Tangannya mengocok penisku perlahan-lahan. "Besar juga punya kamu Ren, panjang lagi" Ucap Silvi di sela-sela ciuman kami. Sambil masih berciuman aku melepaskan CDku sehingga tangan Silvi bisa leluasa mengocok penisku. Setelah lima menit akupun menepis tangan Silvi dan menggesekkan penisku dengan bibir vaginanya. Posisi ini lebih enak dibandingkan dikocok. Perlahan aku mulai mengarahkan penisku kedalam vaginanya. Ketika penisku mulai masuk, badan Silvi pun sedikit terangkat. Terasa basah sekali tetapi nikmat. Lobang vaginanya lebih sempit dibandingkan Evi, atau mungkin karena lubang vaginanya belum terbiasa dengan penisku. "Ahh Rensha.. Begitu sayang, enak sekali sayang" Racaunya ketika penisku bergerak maju mundur. Pinggul Silvi pun semakin liar bergoyang mengimbangi gerakanku. Akupun terus menciumi bagian belakang lehernya. "Ahh.." desahnya semakin menjadi. Akupun semakin bernafsu untuk terus memompanya. Semakin cepat gerakanku semakin cepat pula goyangan pinggul Silvi. Kaki Silvi yang menjuntai ke bawah pun bergerak melingkari pinggangku. Akupun mengubah posisiku sehingga seluruh badan kami ada di atas tempat tidur. Setelah seluruh badan ada diatas tempat tidur, akupun menjatuhkan dadaku diatas payudara besar dan kenyalnya. Tanganku pun bergerak ke belakang pinggulnya dan meremas pantatnya yang padat. Goyangan Silvi pun semakin menjadi-jadi oleh remasan tanganku di pantatnya. Sedangkan pinggulku pun terus menerus bergerak maju mundur dengan cepat dan goyangan pinggul Silvi yang semakin liar. "Ren.. Kamu hebat Ren.. Terus Ren.. Penis kamu besar keras dan panjang Ren.. Terus Ren.. Goyang lebih cepat lagi Ren.." begitu racau Silvi di sela kenikmatannya. Aku pun semakin cepat menggerakkan pinggulku. Vagina Slvi memang lebih enak dari Evi adiknya. Lebih sempit sehingga penisku sangat menikmati berada di dalam vaginanya. Goyangan Silvi yang makin liar, desahan yang tidak beraturan membuatku semakin bernafsu dan mempercepat gerakanku. "Mbak aku mau keluar Mbak" Kataku. "Di dalam aja Ren biar enak" desah Silvi sambil tangannya memegang pantatku seolah dia tidak mau penisku keluar dari vaginanya sedikitpun. "Ahh" Desahku saat aku memuntahkan semua cairanku kedalam lubang rahimnya. Tangan Silvi menekan pantatku sambil pinggulnya mendorong keatas, seolah dia masih ingin melanjutkan lagi, matanya pun terpejam. Aku pun mencium bibir Silvi. Dengan posisi badanku masih diatasnya dan penisku masih dalam vaginanya. Mata Silvi terbuka, dia membalas ciuman bibirku hingga cukup lama. Badannya basah oleh keringatnya dan juga keringatku. "Kamu hebat Ren, aku belum pernah sepuas ini sebelumnya" Kata Silvi. "Mbak juga hebat, vagina Mbak sempit, legit dan harum lagi." Ucapku. "Memang vagina Evi enggak" senyumnya sambil menggoyangkan pinggulnya. "Sedikit lebih sempit Mbak punya dibanding Evi" jawabku sambil menggerakkan penisku yang masih menancap di dalamnya. Tampaknya Silvi masih ingin melanjutkan lagi pikirku.
"Penis kamu masih keras Ren?" tanya Silvi sambil memutar pinggulnya. "Masih, Mbak masih mau lagi?" tanyaku "Mau tapi Mbak diatas ya" Kata Silvi. "Cabut dulu Ren" Setelah dicabut, mulut Silvi pun bergerak dan mencium penisku, Silvi mengulum penisku terlebih dahulu sambil memberikan vaginanya padaku. Kembali terjadi pemanasan dengan posisi 69. Desahan-desahan Silvi, vagina Silvi yang harum membuatku melupakan Evi sementara waktu. Hari itu sejak pukul lima sore hingga esok paginya aku bercinta dengan Silvi, entah berapa kali kami orgasme. Dan itu pun berlangsung hampir setiap malam selama Evi belum kembali dari Praktek Kerjanya di yogya selama 2 bulan lebih. Kupikir mumpung Evi tidak ada kucumbu saja kakaknya dulu.
yang baru saja selesai mandi keluar dengan menggunakan bathrope berwarna pink dan duduk diatas tempat tidur dengan kaki bersilang dan terlihat dari belahan bathropenya. Kaki yang putih terawat, betisnya yang indah terlihat terus hingga ke pahanya yang putih, kencang dan seksi sangat menantang sekali untuk dielus. Belum lagi silangan bathrope di dadanya agak kebawah sehingga terlihat dada putih dan belahan payudaranya. Kukira ukuran Branya sedikit lebih besar dari Evi, karena aku belum pernah menyentuhnya. "Evi sedang ke Yogya, dia sedang Praktek kerja selama 2 bulan" Kata Silvi sambil memainkan tali bathrope-nya. "Jadi selama ini kamu suka make love ya sama Evi, padahal aku percaya kamu tidak akan begitu sama adikku" "Maaf Mbak, aku gak tahu kalo yang didalam itu Mbak Silvi" Kataku sambil mataku memandang wajah Silvi. Rambutnya yang hitam sepundak tergerai basah. Dada yang putih dengan belahan yang terlihat cukup dalam. Paha yang putih mulus dan kencang hingga betis yang terawat rapih. Kalau menurutku Silvi boleh mendapat angka 8 hingga 8,5. "Lalu kalo bukan Mbak kenapa?, Kamu enggak mau mencium Mbak, buat Mbak puas, memandikucingkan Mbak seperti yang kamu bilang tadi?" Tanya Silvi memancingku. "Aku sih mau aja Mbak kalo Mbak kasih" Jawabku langsung tanpa pikir lagi sambil melangkah ke tempat tidur. Sebab sebagai laki-laki normal aku sudah tidak kuat menahan nafsuku melihat sesosok wanita cantik yang hampir pasti telanjang karena baru selesai mandi. Belum lagi pemandangan dada dan putih mulus yang sangat menggoda. "Kamu sudah lama make love dengan Evi, Ren?" Tanya Silvi ketika aku duduk di sebelah kirinya. Aku tidak langsung menjawab, setelah duduk di sebelahnya aku mencium wangi harum tubuhnya. "Tubuh Mbak harum sekali", kataku sambil mencium lehernya yang putih dan jenjang. Silvi menggeliat dan mendesah ketika lehernya kucium, mulutku pun naik dan mencium bibirnya yang mungil dan merah merekah. Silvi pun membalas ciumanku dengan hangatnya. Perlahan kumasukkan lidahku ke dalam rongga mulutnya dan lidah kami pun saling bersentuhan, hal itu membuat Silvi semakin hangat. Perlajan tangan kiriku menyelusup ke dalam bath robenya dan meraba payudaranya yang kenyal. Sambil terus berciuman kuusap dan kupijat lembut kedua payudaranya bergantian. Payudaranya pun makin mengeras dan putingnyapun mulai naik. Sesekali kumainkan putingnya dengan tanganku sambil terus melumat bibirnya. Aku pun mengubah posisiku, kurebahkan tubuh Silvi di tempat tidur sambil terus melumat bibirnya dan meraba payudaranya. Setelah tubuh Silvi rebah, perlahan mulutku pun turun ke lehernya dan tanganku pun menarik tali pengikat bathrope-nya. Setelah talinya terlepas kubuka bathropenya. Aku berhenti mencium lehernya sebentar untuk melihat tubuh wanita yang akan kutiduri sebentar lagi, karena aku belum pernah tubuh Silvi tanpa seutas benang sedikitpun. Sungguh pemandangan yang indah dan tanpa cela sedikit pun. Payudaranya yang putih dan tegak menantang berukuran 36 C dengan puting yang sudah naik sangat menggairahkan. Pinggang yang langsing karena perutnya yang kecil. Bulu halus yang tumbuh di sekitar selangkangannya tampak rapi, mungkin Silvi baru saja mencukur rambut kemaluannya. Sungguh pemandangan yang sangat indah. "Hh" Desah Silvi membuyarkan lamunanku, Aku pun langsung melanjutkan kegiatanku yang tadi terhenti karena mengagumi keindahan tubuhnya. Kembali kulumat bibir Silvi sambil tanganku mengelus payudaranya dan perlahan-lahan turun ke perutnya. Ciumanku pun turun ke lehernya. Desahan Silvi pun makin terdengar. Perlahan mulutku pun turun ke payudaranya dan menciumi payudaranya dengan leluasanya. Payudaranya yang kenyal pun mengeras ketika aku mencium sekeliling payudaranya. Tanganku yang sedang mengelus perutnya pun turun ke pahanya. Sengaja aku membelai sekeliling vaginanya dahulu untuk memancing reaksi Silvi. Ketika tanganku mengelus paha bagian dalamnya, kaki Silvi pun merapat. Terus kuelus paha Silvi hingga akhirnya perlahan tanganku pun ditarik oleh Silvi dan diarahkan ke vaginanya. "Elus dong Ren, Biar Mbak ngerasa enak Ren" Ucapnya sambil mendesah. Bibir vagina Silvi sudah basah ketika kesentuh. Kugesekan jariku sepanjang bibir kemaluan Silvi, dan Silvi pun mendesah. Tangannya meremas kepalaku yang masih berada di payudaranya. "Ahh, terus Ren", Pinggulnya makin bergyang hebat sejalan dengan rabaan tanganku yang makin cepat. Jari-jariku kumasukkan kedalam lubang vaginanya yang semakn basah. "Ohh Ren enak sekali Ren", desah Silvi makin hebat dan goyangan pinggulnya makin cepat. Jariku pun semakin leluasa bermain dalam lorong sempit vagina Silvi. Kucoba masukan kedua jariku dan desahan serta goyangan Silvi makin hebat membuatku semakin terangsang. "Ahh Ren", Silvi pun merapatkan kedua kakinya sehingga tanganku terjepit di dalam lipatan pahanya dan jariku masih terus mengobok-obok vaginanya Silvi yang sempit dan basah. Remasan tangan Silvi di kepalaku semakin kencang, Silvi seperti sedang menikmati puncak kenikmatannya.
Setelah berlangsung cukup lama Silvi pun melenguh panjang jepitan tangan dan kakinya pun mengendur. Kesempatan ini langsung kupergunakan secepat mungkin untuk melepas kaos dan celana jeansku. Penisku sudah tegang sekali dan terasa tidak nyaman karena masih tertekan oleh celana jeansku. Setelah aku tinggal mengunakan CD saja kuubah posisi tidur Silvi. Semula seluruh badan Silvi ada di atas tempat tidur, Sekarang kubuat hanya pinggul ke atas saja yang ada di atas tempat tidur, sedangkan kakinya menjuntai ke bawah. Dengan posisi ini aku bisa melihat vagina Silvi yang merah dan indah. Kuusap sesekali vaginannya, masih terasa basah. Akupun mulai menciumi vaginanya. Terasa lengket tapi harum sekali. Kukira Silvi selalu menjaga bagian kewanitaannya ini dengan teratur sekali. "Ahh Ren, enak Ren", racau Silvi. Pinggulnya bergoyang seiring jilatan lidahku di sepanjang vaginanya. Vagina merahnya semakin basah oleh lendir vaginanya yang harum dan jilatanku. Desahan Silvi pun makin hebat ketika kumasukkan lidahku kedalam bibit lubang vaginanya. Evi pun menggelinjang hebat. "Terus Ren", desahnya. Tanganku yang sedang meremas pantatnya yang padat ditariknya ke payudara. Tnagnku pun bergerak meremas-remas payudaranya yang kenyal. Sementara lidahku terus menerus menjilati vaginanya. Kakinya menjepit kepalaku dan pinggulnya oun bergerak tidak beraturan. Sepuluh menit hal ini berlangsung dan Silvi pun menalami orgasme yang kedua. "Ahh Ren, aku keluar Ren", aku pun merasakan cairan hangat yang keluar dari vaginanya. Cairan itu pun kujilat dan kuhabiskan dan kusimpan dalam mulutku dan secepatnya kucium bibir Silvi yang sedang terbuka agar dia merasakan cairannya sendiri. Lama kami berciuman, dan perlahan posisi penisku sudah berada tepat didepan vaginanya. Sambil terus menciumnya kugesekkan ujung penisku yang mencuat keluar CD ku ke bibir vaginanya. Tangan Silvi yang semula berada disamping bergerak ke arah penisku dan menariknya. Tangannya mengocok penisku perlahan-lahan. "Besar juga punya kamu Ren, panjang lagi" Ucap Silvi di sela-sela ciuman kami. Sambil masih berciuman aku melepaskan CDku sehingga tangan Silvi bisa leluasa mengocok penisku. Setelah lima menit akupun menepis tangan Silvi dan menggesekkan penisku dengan bibir vaginanya. Posisi ini lebih enak dibandingkan dikocok. Perlahan aku mulai mengarahkan penisku kedalam vaginanya. Ketika penisku mulai masuk, badan Silvi pun sedikit terangkat. Terasa basah sekali tetapi nikmat. Lobang vaginanya lebih sempit dibandingkan Evi, atau mungkin karena lubang vaginanya belum terbiasa dengan penisku. "Ahh Rensha.. Begitu sayang, enak sekali sayang" Racaunya ketika penisku bergerak maju mundur. Pinggul Silvi pun semakin liar bergoyang mengimbangi gerakanku. Akupun terus menciumi bagian belakang lehernya. "Ahh.." desahnya semakin menjadi. Akupun semakin bernafsu untuk terus memompanya. Semakin cepat gerakanku semakin cepat pula goyangan pinggul Silvi. Kaki Silvi yang menjuntai ke bawah pun bergerak melingkari pinggangku. Akupun mengubah posisiku sehingga seluruh badan kami ada di atas tempat tidur. Setelah seluruh badan ada diatas tempat tidur, akupun menjatuhkan dadaku diatas payudara besar dan kenyalnya. Tanganku pun bergerak ke belakang pinggulnya dan meremas pantatnya yang padat. Goyangan Silvi pun semakin menjadi-jadi oleh remasan tanganku di pantatnya. Sedangkan pinggulku pun terus menerus bergerak maju mundur dengan cepat dan goyangan pinggul Silvi yang semakin liar. "Ren.. Kamu hebat Ren.. Terus Ren.. Penis kamu besar keras dan panjang Ren.. Terus Ren.. Goyang lebih cepat lagi Ren.." begitu racau Silvi di sela kenikmatannya. Aku pun semakin cepat menggerakkan pinggulku. Vagina Slvi memang lebih enak dari Evi adiknya. Lebih sempit sehingga penisku sangat menikmati berada di dalam vaginanya. Goyangan Silvi yang makin liar, desahan yang tidak beraturan membuatku semakin bernafsu dan mempercepat gerakanku. "Mbak aku mau keluar Mbak" Kataku. "Di dalam aja Ren biar enak" desah Silvi sambil tangannya memegang pantatku seolah dia tidak mau penisku keluar dari vaginanya sedikitpun. "Ahh" Desahku saat aku memuntahkan semua cairanku kedalam lubang rahimnya. Tangan Silvi menekan pantatku sambil pinggulnya mendorong keatas, seolah dia masih ingin melanjutkan lagi, matanya pun terpejam. Aku pun mencium bibir Silvi. Dengan posisi badanku masih diatasnya dan penisku masih dalam vaginanya. Mata Silvi terbuka, dia membalas ciuman bibirku hingga cukup lama. Badannya basah oleh keringatnya dan juga keringatku. "Kamu hebat Ren, aku belum pernah sepuas ini sebelumnya" Kata Silvi. "Mbak juga hebat, vagina Mbak sempit, legit dan harum lagi." Ucapku. "Memang vagina Evi enggak" senyumnya sambil menggoyangkan pinggulnya. "Sedikit lebih sempit Mbak punya dibanding Evi" jawabku sambil menggerakkan penisku yang masih menancap di dalamnya. Tampaknya Silvi masih ingin melanjutkan lagi pikirku.
"Penis kamu masih keras Ren?" tanya Silvi sambil memutar pinggulnya. "Masih, Mbak masih mau lagi?" tanyaku "Mau tapi Mbak diatas ya" Kata Silvi. "Cabut dulu Ren" Setelah dicabut, mulut Silvi pun bergerak dan mencium penisku, Silvi mengulum penisku terlebih dahulu sambil memberikan vaginanya padaku. Kembali terjadi pemanasan dengan posisi 69. Desahan-desahan Silvi, vagina Silvi yang harum membuatku melupakan Evi sementara waktu. Hari itu sejak pukul lima sore hingga esok paginya aku bercinta dengan Silvi, entah berapa kali kami orgasme. Dan itu pun berlangsung hampir setiap malam selama Evi belum kembali dari Praktek Kerjanya di yogya selama 2 bulan lebih. Kupikir mumpung Evi tidak ada kucumbu saja kakaknya dulu.
PERAWAN MAYA
Perkenalkan nama panggilanku Maya. Aku baru berusia 18 tahun (SMA kelas III). Tinggiku lumayan sekitar 168 cm dan warna kulitku kuning bersih. Rambutku pendek sebahu, dan dadaku tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil juga. Sangat proporsional antara tinggi dan berat badanku. Kata orang- orang aku sangat cocok untuk seorang model. Dan aku belum mempunyai pacar. Aku anak ke 3 dari 4 bersaudara dan semua perempuan. Kakak-kakakku semua sudah mempunyai pacar, kecuali adikku yang paling kecil kelas dua SMP. Pengalaman ini terjadi sekitar awal bulan Februari tahun 2001. Pengalaman ini tidak kukarang sendiri tapi berdasarkan cerita asli yang kualami di tahun 2001 ini. Ceritanya begini. Bermula saat aku berkenalan dengan seorang cowok, sebut saja namanya Muki. Orangnya tampan, tinggi sekitar 170 cm, dan tubuhnya atletis. Pokoknya sesuai dengan pria idamanku. Perbedaan umur kami sekitar 8 tahun, dan dia baru saja lulus dari universitas swasta terkenal di Jakarta. Kami kenalan pada saat aku sedang mempersiapkan acara untuk perpisahan kelas III di SMA-ku. SMAku di kawasan Jakarta Barat. Dan pada saat itu Muki sedang menemani adiknya yang kebetulan panitia perpisahan SMA kami. Pada saat itu Muki hanya melihat-lihat persiapan kami dan duduk di ruangan sebelah. Akhirnya pada saat istirahat siang, inilah pertama kalinya kami ngobrol- ngobrol. Dan pada saat kenalan tersebut kami sempat menukar nomor telepon rumah. Kira -kira tiga hari kemudian, Muki menelepon ke rumahku. “Hallo selamat sore, bisa bicara dengan Maya, ini dari Muki.” “Ada apa, kok tumben mau nelepon ke sini, aku kira sudah lupa.” “Gimana kabar kamu, mana mungkin aku lupa. Hmm, May ada acara nggak malam minggu ini.” Aku sempat kaget Muki mengajakku keluar malam minggu ini. Padahal baru beberapa hari ini kenalan tapi dia sudah berani mengajakku keluar. Ah, biarlah, cowok ini memang idamanku kok. “Hmmm… belum tau, mungkin nggak ada, dan mungkin juga ada,” jawabku. “Kenapa bisa begitu,” balas Muki. “Ya, kalaupun ada bisa dibatalin seandainya kamu ngajak keluar, dan kalo batal acaranya aku bakalan akan nggak terima telpon kamu lagi,” balasku lagi. “Ooo begitu, kalau gitu aku jemputnya ke rumahmu, sabtu sore, kita jalan- jalan aja. Di mana alamat rumahmu.” Kemudian aku memberikan alamat rumahku di kawasan Maruya. Dan ternyata rumah Muki tidak begitu jauh dari rumahku. Ya, untuk seukuran Jakarta, segala sesuatunya dihitung dengan waktu bukan jarak. Tepat hari sabtu sore, Muki datang dengan kendaraan dan parkir tepat di depan rumahku. Setelah tiga puluh menit di rumah, ngobrol -ngobrol dan pamitan dengan orang rumah, akhirnya kami meninggalkan rumah dan belum tahu mau menuju ke mana. Di dalam mobil kami berdua, ngobrol sambil ketawa-ketawa dan tiba-tiba Muki menghentikan mobilnya tepat di lapangan tenis yang ada di kawasan Jakarta Barat. “May, kamu cantik sekali hari ini, boleh aku mencium kamu,” bisik Muki mesra. “Muk, apa kita baru aja kenalan, dan kamu belum tau siapa aku dan aku belum tau siapa kamu sebenarnya, jangan-jangan kamu sudah punya pacar.” “Kalo aku sudah punya pacar, sudah pasti malam minggu ini aku ke tempat pacarku.” “Muk, terus terang semenjak pertama kali melihat kamu aku langsung tertarik.” Tiba-tiba tangan Muki memegang tanganku dan meremasnya kuat - kuat.”Aku juga May, begitu melihat kamu langsung tertarik.” Dan Muki menarik tanganku hingga badanku ikut tertarik, lalu Muki memelukku erat-erat dan mencium rambutku hingga telingaku. Aku merinding dan tiba-tiba tanpa kusadari bibir Muki sudah ada di depan mataku.
Dan pelan-pelan Muki mencium bibirku. Pertama-tama, sempat kulepaskan. Karena inilah pertama kali aku dicium seorang laki-laki. Dan tanpa pikir panjang lagi, aku yang langsung menarik badan Muki dan mencium bibirnya. Ciuman Muki sepertinya sudah ahli sekali dan membuatku begitu bernafsu untuk menarik lidahnya. Oh.. betapa nikmatnya malam ini. Dan, lama-kelamaan tangan Muki mulai meraba sekitar dadaku. “Jangan Muk, aku tidak mau secepat ini, lagi pula kita melakukannya di depan jalan, aku malu Muk,” jawabku. Sebenarnya aku ingin dadaku diremas oleh Muki karena aku sudah mengidam-idamkan dan sudah membayangkan apa yang akan terjadi berikutnya. “May, bagaimana kalau kita nonton aja. Sekarang masih jam setengah delapan dan film masih ada kok.” Akhirnya aku setuju. Di dalam bioskop kami mencari tempat posisi yang paling bawah. Muki sepertinya sudah sangat pengalaman dalam memilih tempat duduk. Dan begitu film diputar, Muki langsung melumat bibirku yang tipis. Lidah kami saling beradu dan aku membiarkan tangan Muki meraba di sekitar dadaku. Walaupun masih ditutupi dengan baju. Tiba-tiba Muki membisikkan sesuatu di telingaku, “May, kamu membuat nafsuku naik.” “Aku juga Muk,” balasku manja. Dan Muki menarik tanganku dan mengarahkan tanganku ke arah penisnya. “Astaga,” pikirku. Ternyata diluar dugaanku, penis Muki sudah sangat tegang sekali. Dan aku tidak menyia-nyiakan kesempatan yang pertama kali ini. “Teruskan may, remas yang kuat dan lebih kuat lagi.” Tak lama kemudian, tangan Muki sudah berhasil membuka bajuku. Kebetulan saat itu aku memakai kemeja kancing depan. Sehingga tidak terlalu susah untuk membukanya. Kebetulan aku memakai BH yang dibuka dari depan. Akhirnya tangan Muki berhasil meremas susuku yang baru pertama kali ini dipegang oleh seseorang yang baru kukenal. Muki meremasnya dengan lembut sekali dan sekali-kali Muki memegang puting susuku yang sudah keras. “Teruskan Muk, aku enak sekali..” Dan tanpa sengaja aku pun sudah membuka reitsleting celananya, yang pada saat itu memakai celana kain. “Astaga,” pikirku sekali lagi, tanganku dibimbing Muki untuk memasuki celana dalam yang dipakainya. Dan sesaat kemudian aku sudah meremas-remas penis Muki yang sangat besar. Kami saling menikmati keadaan di bioskop waktu itu. “Teruskan Muk, aku enak sekali..” Tidak terasa film yang kami tonton berlalu dengan cepat. Dan akhirnya kami keluar dengan perasaan kecewa. “Kita langsung pulang ya May sudah malam,” pinta Muki. “Muk, sebenarnya aku belum mau pulang, lagian biasanya kakak-kakakku kalau malam mingguan pulangnya jam 11:30 malam, sekarang masih jam 10:15, kita keliling-keliling dulu ya.” bisikku mesra. Sebenarnya dalam hatiku ingin sekali mengulang apa yang sudah kami lakukan tadi di dalam bioskop. Namun rasanya tidak enak bila kukatakan pada Muki. Mudah-mudahan Muki mengerti apa yang kuinginkan. “Ya, sudah kita jalan-jalan ke senayan aja, sambil ngeliat orang-orang yang lagi bingung juga,” balas Muki dengan nada gembira. Sampai di senayan, Muki memarkirkan mobilnya tepat di bawah pohon yang jauh dari mobil lainnya. Dan setelah Muki menghentikan mobilnya, tiba-tiba Muki langsung menarik wajahku dan mencium bibirku. Kelihatannya Muki begitu bernafsu melihat bibirku. Sebenarnya inilah waktu yang kutunggu-tunggu. Kami saling melumat bibir dan permainan lidah yang kami lakukan membuat gairah kami tidak terbendung lagi. Tiba-tiba Muki melepaskan ciumannya. “May, aku ingin mencium susumu, bolehkan..” Tanpa berkata sedikit pun aku membuka kancing kemejaku dan membuka kaitan BH yang kupakai. Terlihat dua gundukan yang sedang mekar -mekarnya dan aku membiarkannya terpandang sangat luas di depan mata Muki. Dan kulihat Muki begitu memperhatikan bentuk bulatan yang ada di depan matanya. Memang susuku belum begitu tumbuh secara keseluruhan, tapi aku sudah tidak sabar lagi untuk dicium oleh seorang lelaki. “May, apa ini baru pertama kali ada yang memegang yang menciumi susumu,” bisik Muki. “Iya, Muk, baru kamu yang pertama kali, aku memberikan ke orang yang benar -benar aku inginkan,” balasku manja. Tak lama kemudian, Muki dengan lembutnya menciumi susuku dan memainkan lidahnya di seputar puting susuku yang sedang keras. Aduh enak sekali rasanya. Inilah waktu yang tunggutunggu sejak lama. Nafsuku langsung naik pada saat itu. “Jangan berhenti Muk, teruskan ya… aku enak sekali..” Dan tanganku pun dibimbing Muki untuk membuka reitsleting celananya. Dan aku membukanya. Kemudian Muki mengajak pindah tempat duduk dan kami pun pindah di tempat duduk belakang. Sepertinya di belakang kami bisa dengan leluasa saling berpelukan. Baju kemejaku sudah dilepas oleh Muki dan yang tertinggal hanya BH yang masih menggantung di lenganku. Reitsleting celana Muki sudah terbuka dan tiba-tiba Muki menurunkan celananya dan terlihat jelas ada tonjolan di dalam celana dalam Muki. Dan Muki menurunkan celana dalamnya. Terlihat jelas sekali penis Muki yang besar dan berwarna kecoklatan. Ditariknya tanganku untuk memegang penisnya. Dan aku tidak melepaskan kesempatan tersebut. Muki masih terus menjilati susuku dan sekali-kali Muki menggigit puting susuku. “Muk, teruskan ya… jilat aja Muk, sesukamu..” desahku tak karuan. Sementara aku masih terus memegang penis Muki. Dan sepertinya Muki makin bernafsu dengan permainan seksnya. Akhirnya Muki sudah tidak tahan lagi. “May, kamu isap punyaku ya… mau nggak?” “Isap bagaimana..” “Tolong keluarin punyaku di mulutmu.” Sebenarnya aku masih bingung, tapi karena penasaran apa yang dimaui Muki, maka aku menurut saja apa permintaannya. Dan Muki merubah posisi duduknya, Muki menurunkan kepalaku hingga aku berhadapan langsung dengan kepunyaan Muki. “Muk, besar sekali punyamu.” “Langsung aja may, aku sudah tidak tahan..” Aku langsung mengulum pelan-pelan kepunyaan Muki. Inilah pertama kali aku melihat, memegang dan mengisap dalam satu waktu. Aku menjilati dan kadang kutarik dalam mulutku kepunyaan Muki. Sekali-kali kujilati dengan lidahku. Dan sekali-kali juga kujilati dan kuisap buah kepunyaan Muki. Aku memang menikmati yang namanya penis. Mulai dari atas turun ke bawah. Dan kuulangi lagi seperti itu. Dan kepala penis kepunyaan Muki aku jilatin terus. Ah… benar-benar nikmat. Sekitar lima menit aku menikmati permainan punya Muki, tiba-tiba, Muki menahan kepalaku dan menyuruhku mengisap lebih kuat. “Terus May, jangan berhenti, terus isap yang kuat, aku sudah tidak tahan lagi.
.” Dan tidak lama setelah itu, Muki mengerang keenakan dan tanpa sadar, keluar cairan berwarna putih dari penis Muki. Apakah ini yang namanya sperma, pikirku. Dalam keadaan masih keluar, aku tidak bisa melepaskan penis Muki dari mulutku, aku terus mengisap dan menyedot sperma yang keluar dari penis Muki. Ah… rasa dan aromanya membuatku ingin terus menikmati yang namanya sperma. Aku pun tidak bisa melepaskan kepalaku karena ditahan oleh Muki. Aku terus melanjutkan isapanku dan aku hanya bisa melebarkan mulutmu dan sebagian cairan yang keluar tertelan di mulutku. Dan Muki kelihatan sudah enak sekali dan melepaskan tangannya dari kepalaku. “May, aku sudah keluar, banyak ya..” “Banyak sekali Muk, aku tidak sanggup untuk menelan semuanya, karena aku belum biasa.” “Tidak apa-apa May..” Kemudian Muki mengambil cairan yang terbuang di sekitar penisnya dan menaruh ke susuku. Aku pun memperhatikan kelakuan Muki. Dan Muki mengelus-elus susuku. Akhirnya jam sudah tepat jam 11 malam. Dan aku diantar oleh Muki tepat jam 11 lewat 35 menit. Karena besoknya kami berjanji akan ketemu lagi. Malamnya entah mengapa aku sangat sulit sekali tidur. Karena pengalamanku yang pertama membuatku penasaran, entah apa yang akan kulakukan lagi bersama Muki esoknya.Dan, malam itu aku masih teringat akan penis Muki yang besar dan aroma sperma serta ingin rasanya aku menelan sekali lagi. Ingin cepat-cepat kuulangi lagi peristiwa malam itu. Besoknya dengan alasan ada pertemuan panitia perpisahan, aku akhirnya bisa keluar rumah.Akhirnya sesuai jam yang sudah ditentukan, Muki menjemputku dan Muki membawaku ke suatu tempat yang masih teramat asing buatku. “Tempat apa ini Muk,” tanyaku. “May, ini tempat kencan, daripada kita kencan di mobil lebih bagus kita ke sini aja, dan lebih aman dan tentunya lebih leluasa. Kamu mau.” “Entahlah Muk, aku masih takut tempat seperti ini.” “Kamu jangan takut, kita tidak keluar dari mobil. Kita langsung menuju kamar yang kita pesan.” Dan sampai di garasi mobil, kami keluar, dan di garasi itu hanya ada satu pintu. Sepertinya pintu itu menuju ke kamar. Benar dugaanku. Pintu itu menuju ke kamar yang sudah dingin dan nyaman sekali, tidak seperti yang kubayangkan. Terlihat ada kulkas kecil, kamar mandi dengan shower, dan TV 21, dan tempat tidur untuk kapasitas dua orang. “Maya, kita santai di sini aja ya… mungkin sampai sore atau kita pulang setelah magrib nanti, kamu mau..” pinta Muki. “Aku setuju saja Muk, terserah kamu.” Setelah makan siang, kami ngobrol- ngobrol dan Muki membaringkan badanku di tempat tidur. “May, kamu mau kan melakukannya sekali lagi untukku.” Aku setuju. Sebenarnya inilah yang membuatku berpikir malamnya apa yang akan kami lakukan berikutnya. Muki berdiri di depanku, dan melepaskan kancing kemejanya satu persatu, dan membuka celana panjang yang dipakainya. Terlihat sekali lagi dan sekarang lebih jelas lagi kepunyaan Muki daripada malam kemarin. Ternyata kepunyaan Muki lebih besar dari yang kubayangkan. Dan, dalam sekejap Muki sudah terlihat bugil di depanku. Muki memelukku erat-erat dan membangunkanku dari tempat tidur. Sambil mencium bibirku, Muki menarik ke atas baju kaos ketat yang kupakai. Dan memelukku sambil melepaskan ikatan BH yang kupakai. Dan pelan-pelan tangan Muki mengelus susuku yang sudah keras. Dan lama - kelamaan tangan Muki sudah mencapai reitstleting celanaku dan membuka celanaku. Dan menurunkan celana dalamku. Aku masih posisi berdiri, dan Muki jongkok tepat di depan vaginaku. Muki memandangku dari arah bawah. Sambil tangannya memeluk pahaku. “May, bodi kamu bagus sekali.” Muki sekali lagi memperhatikan bulu- bulu yang tidak terlalu lebat dan menciumi aroma vaginaku. “May, seandainya hari ini perawanmu hilang, kamu bagaimana.” “Terserah kamu Muk, aku tidak peduli tentang perawanku, aku ingin menikmati hari ini, denganmu berdua, dan aku kepengen sekali melakukannya denganmu..” Akhirnya aku pasrah apa yang dilakukan oleh Muki. Kemudian Muki meniduriku yang sudah tidak memakai apa-apa lagi. Kami sudah sama-sama bugil. Dan tidak ada batasan lagi antara kami. Muki bebas menciumiku dan aku juga bebas menciumi Muki. Kami melakukannya sama-sama dengan nafsu kami yang sangat besar. Baru pertama kali ini aku melakukannya seperti hubungan suami istri. Muki menciumi seluruh tubuhku mulai dari atas turun ke bawah. Begitu bibir Muki sampai di vaginaku yang sudah sangat basah, terasa olehku Muki membuka lebar vaginaku dengan jari- jarinya. Ah… nikmat sekali. Seandainya aku tahu senikmat ini, ingin kulakukan dari dulu. Ternyata Muki sudah menjilati klitorisku yang panjang dan lebar. Dengan permainan lidahnya di vaginaku dan tangan Muki sambil meremas susuku dan memainkan putingku, aku rasanya sudah sangat enak sekali. Sepertinya tidak kusia- siakan kenikmatan ini tiap detik. Muki sekali-kali memasukan jarinya ke vaginaku dan memasukkan lidahnya ke vaginaku. Akhirnya dengan nafsu yang sudah tidak bisa kutahan lagi, kukatakan pada Muki. “Muk, masukkan punyamu ke punyaku ya… masukannya pelan - pelan,” pintaku. Muki lalu bangkit dari arah bawah. Dan menciumi bibirku. “May, kamu sudah siap aku masukkan, apa kamu tidak menyesal nantinya.” “Tidak Muk, aku tidak menyesal. Aku sudah siap melakukannya.”Lalu Muki melebarkan kakiku dan terlihat jelas sekali punya Muki yang sangat besar sudah siap-siap untuk masuk ke punyaku. Vaginaku sudah basah sekali.
Dan kubimbing penis Muki agar tepat masuk di lubang vaginaku. Pertama- tama memang agak sakit, tapi punyaku sepertinya sudah tidak terasa lagi akan sakit yang ada, lebih banyak nikmatnya yang kurasakan. Dengan dorongan pelan dan pelan sekali, akhirnya punya Muki berhasil masuk ke dalam lorong kenikmatanku. “Oh… enak sekali,” jeritku. Terasa seluruh lorong dan dinding vaginaku penuh dengan penis besar kepunyaan Muki. Dengan sekali tekan dan dorongan yang sangat keras dari penis Muki, membuat hari itu aku sudah tidak perawan lagi. Muki membisikkan sesuatu di telingaku, “May, kamu sudah tidak perawan lagi.” “Ngga apa-apa Muk, jangan dilepas dulu ya…” “Terus Muk, goyang lebih kencang, aku enak sekali..” Dengan posisi aku di bawah, Muki di atas, kami melakukannya lama sekali. Muki terus menciumi susuku yang sudah keras, penis Muki masih terbenam di vaginaku. Akhirnya puncak kenikmatanku yang pertama keluar juga. “Muki sepertinya aku sudah tidak tahan lagi… aku mau keluar.” “Keluarin terus May, aku tidak akan melepaskan punyaku.” “Muk, aku tidak tahan lagi… a..ahh… aaahh.. aku keluar Muk, aku keluar.. keluar Muk..enaak sekali, jangan berhenti, teruskan… aaaa… aaaa..” Pada saat orgasme yang pertama, Muki langsung menciumi bibirku. Oh… benar -benar luar biasa sekali enaknya. Akhirnya aku menikmati kehangatan punya Muki dan aku masih memeluk badan Muki. Walaupun udara di kamar itu sangat dingin, tapi hawa yang kami keluarkan mengalahkan udara dingin. “May, aku masih mau lagi, tidak akan kulepaskan… sekarang aku mau posisi enam sembilan. Kamu isap punyaku dan aku isap punyamu.” Kemudian kami berubah posisi ke enam sembilan. Muki bisa sangat jelas mengisap punyaku. Dan kelihatan kliotorisku yang sangat besar dan panjang. “May punyamu lebar sekali.” “Isap terus Muk, aku ingin mengeluarkan sekali lagi dan berkali- kali.” Aku terus mengisap punya Muki sementara Muki terus menjilati vaginaku dan kami melakukannyasangat lama sekali. Penis Muki yang sudah sangat keras sekali membuatku bernafsu untuk melawannya. Dan permainan mulut Muki di vaginaku juga membuatku benar-benar terangsang dan sepertinya saat-saat seperti ini tidak ingin kuakhiri. “Muk… aku mau keluar lagi… aku tidak tahan lagi honey…” “Tahan sebentar May, aku juga mau keluar..” Tiba-tiba Muki langsung merubah posisi. Aku di bawah dan dia di atas. Dengan cepat Muki melebarkan kakiku, dan oh.. ternyata Muki ingin memasukkan penisnya ke vaginaku. Dan sekali lagi Muki memasukkan penisnya ke vaginaku. Walaupun masih agak sulit, tapi akhirnya lorong kenikmatanku dapat dimasuki oleh penis Muki yang besar. “Dorong yang keras Muk, lebih keras lagi,” desahku. Muki menggoyangan badannya lebih cepat lagi. “Iya Muk, seperti itu… terus… aaa..aaa… enak sekali, aku mau melakukannya terusmenerus denganmu..” “May, aku sudah tidak tahan lagi… aku mau keluar…” “Aku juga Muk, sedikit lagi, kita keluar sama -sama ya… aaa..” “May… aku keluar..” “Aku juga Muk… aaa… aa… terasa Muk, terasa sekali hangat spermamu..” “Aduh, May… goyang terus May, punyaku lagi keluar…” “Aduh Muk… enak sekali…” Bibirku langsung menciumi bibir Muki yang lagi dipuncak kenikmatan. Tak lama kemudian kami sama-sama terdiam dan masih dalam kehangatan pelukan. Akhirnya kami mencapai kenikmatan yang luar biasa. Dan sama- sama mengalami kenikmatan yang tidak bisa diukur. “May… spermaku sekarang ada di dalam punyamu.” “Ia Muk…” Tidak lama kemudian, Muki membersihkan cairan spermanya di vaginaku. “May, kalo kamu hamil, aku mau bertanggungjawab.” “Iya Muk..” jawabku singkat. Akhirnya kami mandi sama-sama. Di kamar mandi kami melakukannya sekali lagi, dan aku mengalami kenikmatan sampai dua kali. Sekali keluar pada saat Muki menjilati vaginaku dan sekali lagi pada saat Muki memasukkan penisnya ke vaginaku. Muki pun mengalami hal yang sama. Sorenya kami melakukannya sekali lagi. Kali melakukannya berulang kali. Dan istirahat kami hanya sebentar, tidak sampai satu jam kami sudah melakukannya lagi. Benar-benar luar biasa. Aku pun tidak tahu kenapa nafsuku begitu bergelora dan tidak mau berhenti. Kalau dihitunghitung dalam melakukan hubungan badan, aku sudah keluar 8 kali orgasme. Dan kalau hanya sekedar diisap oleh Muki hanya 3 kali. Jadi sudah 11 kali aku keluar. Sementara Muki sudah 7 kali. Malamnya tepat jam 8.30 kami keluar dari penginapan. Padahal jika dipikir- pikir, hanya dalam waktu dua hari saja aku sudah melepaskan keperawananku ke seseorang. Dan sampai sekarang hubunganku dengan Muki bukan sifatnya pacaran, tapi hanya bersifat untuk memuaskan nafsu saja. Dan, baru kali ini aku bisa merasakan tidur yang sangat pulas sesampainya di rumah. Besoknya aku harus sekolah seperti biasa dan tentunya dengan perasaan senang dan ingin melakukannya berkali-kali. Seperti biasa setiap tanggal 20, aku datang bulan. Dan kemarin (tanggal 20 Februari 2001) ini aku masih dapat. Aku langsung menelepon Muki sepulang dari sekolah. “Muk, aku dapat lagi, dan aku tidak hamil.” “Iya May… syukurlah…” “Muk, aku ingin melakukannya sekali lagi, kamu mau Muk..” Dan, ternyata kami bisa melakukannya di mana saja. Kadang aku mengisap penis Muki sambil Muki menyetir mobil yang lagi di jalan tol. Dan setelah cairan sperma Muki keluar yang tentunya semua kutelan, karena sudah biasa, setelah itu tangan Muki memainkan vaginaku. Kadang juga sebelum pulang aku tidak lagi mencium bibir Muki, tapi aku mengisap kepunyaan Muki sebelum turun dari mobil, hanya sekitar 2 menit, Muki sudah keluar. Dan aku masuk rumah masih ada sisa-sisa aroma sperma di mulutku. Di tiap pertemuan kami berdua selalu saling mengeluarkan. Jika kami ingin melakukan hubungan badan, biasanya kami menyewa penginapan dari siang sampai sore dan hanya dilakukan tiap hari sabtu karena pada saat itu sepulang sekolah Muki langsung mengajakku ke penginapan.
Dan pelan-pelan Muki mencium bibirku. Pertama-tama, sempat kulepaskan. Karena inilah pertama kali aku dicium seorang laki-laki. Dan tanpa pikir panjang lagi, aku yang langsung menarik badan Muki dan mencium bibirnya. Ciuman Muki sepertinya sudah ahli sekali dan membuatku begitu bernafsu untuk menarik lidahnya. Oh.. betapa nikmatnya malam ini. Dan, lama-kelamaan tangan Muki mulai meraba sekitar dadaku. “Jangan Muk, aku tidak mau secepat ini, lagi pula kita melakukannya di depan jalan, aku malu Muk,” jawabku. Sebenarnya aku ingin dadaku diremas oleh Muki karena aku sudah mengidam-idamkan dan sudah membayangkan apa yang akan terjadi berikutnya. “May, bagaimana kalau kita nonton aja. Sekarang masih jam setengah delapan dan film masih ada kok.” Akhirnya aku setuju. Di dalam bioskop kami mencari tempat posisi yang paling bawah. Muki sepertinya sudah sangat pengalaman dalam memilih tempat duduk. Dan begitu film diputar, Muki langsung melumat bibirku yang tipis. Lidah kami saling beradu dan aku membiarkan tangan Muki meraba di sekitar dadaku. Walaupun masih ditutupi dengan baju. Tiba-tiba Muki membisikkan sesuatu di telingaku, “May, kamu membuat nafsuku naik.” “Aku juga Muk,” balasku manja. Dan Muki menarik tanganku dan mengarahkan tanganku ke arah penisnya. “Astaga,” pikirku. Ternyata diluar dugaanku, penis Muki sudah sangat tegang sekali. Dan aku tidak menyia-nyiakan kesempatan yang pertama kali ini. “Teruskan may, remas yang kuat dan lebih kuat lagi.” Tak lama kemudian, tangan Muki sudah berhasil membuka bajuku. Kebetulan saat itu aku memakai kemeja kancing depan. Sehingga tidak terlalu susah untuk membukanya. Kebetulan aku memakai BH yang dibuka dari depan. Akhirnya tangan Muki berhasil meremas susuku yang baru pertama kali ini dipegang oleh seseorang yang baru kukenal. Muki meremasnya dengan lembut sekali dan sekali-kali Muki memegang puting susuku yang sudah keras. “Teruskan Muk, aku enak sekali..” Dan tanpa sengaja aku pun sudah membuka reitsleting celananya, yang pada saat itu memakai celana kain. “Astaga,” pikirku sekali lagi, tanganku dibimbing Muki untuk memasuki celana dalam yang dipakainya. Dan sesaat kemudian aku sudah meremas-remas penis Muki yang sangat besar. Kami saling menikmati keadaan di bioskop waktu itu. “Teruskan Muk, aku enak sekali..” Tidak terasa film yang kami tonton berlalu dengan cepat. Dan akhirnya kami keluar dengan perasaan kecewa. “Kita langsung pulang ya May sudah malam,” pinta Muki. “Muk, sebenarnya aku belum mau pulang, lagian biasanya kakak-kakakku kalau malam mingguan pulangnya jam 11:30 malam, sekarang masih jam 10:15, kita keliling-keliling dulu ya.” bisikku mesra. Sebenarnya dalam hatiku ingin sekali mengulang apa yang sudah kami lakukan tadi di dalam bioskop. Namun rasanya tidak enak bila kukatakan pada Muki. Mudah-mudahan Muki mengerti apa yang kuinginkan. “Ya, sudah kita jalan-jalan ke senayan aja, sambil ngeliat orang-orang yang lagi bingung juga,” balas Muki dengan nada gembira. Sampai di senayan, Muki memarkirkan mobilnya tepat di bawah pohon yang jauh dari mobil lainnya. Dan setelah Muki menghentikan mobilnya, tiba-tiba Muki langsung menarik wajahku dan mencium bibirku. Kelihatannya Muki begitu bernafsu melihat bibirku. Sebenarnya inilah waktu yang kutunggu-tunggu. Kami saling melumat bibir dan permainan lidah yang kami lakukan membuat gairah kami tidak terbendung lagi. Tiba-tiba Muki melepaskan ciumannya. “May, aku ingin mencium susumu, bolehkan..” Tanpa berkata sedikit pun aku membuka kancing kemejaku dan membuka kaitan BH yang kupakai. Terlihat dua gundukan yang sedang mekar -mekarnya dan aku membiarkannya terpandang sangat luas di depan mata Muki. Dan kulihat Muki begitu memperhatikan bentuk bulatan yang ada di depan matanya. Memang susuku belum begitu tumbuh secara keseluruhan, tapi aku sudah tidak sabar lagi untuk dicium oleh seorang lelaki. “May, apa ini baru pertama kali ada yang memegang yang menciumi susumu,” bisik Muki. “Iya, Muk, baru kamu yang pertama kali, aku memberikan ke orang yang benar -benar aku inginkan,” balasku manja. Tak lama kemudian, Muki dengan lembutnya menciumi susuku dan memainkan lidahnya di seputar puting susuku yang sedang keras. Aduh enak sekali rasanya. Inilah waktu yang tunggutunggu sejak lama. Nafsuku langsung naik pada saat itu. “Jangan berhenti Muk, teruskan ya… aku enak sekali..” Dan tanganku pun dibimbing Muki untuk membuka reitsleting celananya. Dan aku membukanya. Kemudian Muki mengajak pindah tempat duduk dan kami pun pindah di tempat duduk belakang. Sepertinya di belakang kami bisa dengan leluasa saling berpelukan. Baju kemejaku sudah dilepas oleh Muki dan yang tertinggal hanya BH yang masih menggantung di lenganku. Reitsleting celana Muki sudah terbuka dan tiba-tiba Muki menurunkan celananya dan terlihat jelas ada tonjolan di dalam celana dalam Muki. Dan Muki menurunkan celana dalamnya. Terlihat jelas sekali penis Muki yang besar dan berwarna kecoklatan. Ditariknya tanganku untuk memegang penisnya. Dan aku tidak melepaskan kesempatan tersebut. Muki masih terus menjilati susuku dan sekali-kali Muki menggigit puting susuku. “Muk, teruskan ya… jilat aja Muk, sesukamu..” desahku tak karuan. Sementara aku masih terus memegang penis Muki. Dan sepertinya Muki makin bernafsu dengan permainan seksnya. Akhirnya Muki sudah tidak tahan lagi. “May, kamu isap punyaku ya… mau nggak?” “Isap bagaimana..” “Tolong keluarin punyaku di mulutmu.” Sebenarnya aku masih bingung, tapi karena penasaran apa yang dimaui Muki, maka aku menurut saja apa permintaannya. Dan Muki merubah posisi duduknya, Muki menurunkan kepalaku hingga aku berhadapan langsung dengan kepunyaan Muki. “Muk, besar sekali punyamu.” “Langsung aja may, aku sudah tidak tahan..” Aku langsung mengulum pelan-pelan kepunyaan Muki. Inilah pertama kali aku melihat, memegang dan mengisap dalam satu waktu. Aku menjilati dan kadang kutarik dalam mulutku kepunyaan Muki. Sekali-kali kujilati dengan lidahku. Dan sekali-kali juga kujilati dan kuisap buah kepunyaan Muki. Aku memang menikmati yang namanya penis. Mulai dari atas turun ke bawah. Dan kuulangi lagi seperti itu. Dan kepala penis kepunyaan Muki aku jilatin terus. Ah… benar-benar nikmat. Sekitar lima menit aku menikmati permainan punya Muki, tiba-tiba, Muki menahan kepalaku dan menyuruhku mengisap lebih kuat. “Terus May, jangan berhenti, terus isap yang kuat, aku sudah tidak tahan lagi.
.” Dan tidak lama setelah itu, Muki mengerang keenakan dan tanpa sadar, keluar cairan berwarna putih dari penis Muki. Apakah ini yang namanya sperma, pikirku. Dalam keadaan masih keluar, aku tidak bisa melepaskan penis Muki dari mulutku, aku terus mengisap dan menyedot sperma yang keluar dari penis Muki. Ah… rasa dan aromanya membuatku ingin terus menikmati yang namanya sperma. Aku pun tidak bisa melepaskan kepalaku karena ditahan oleh Muki. Aku terus melanjutkan isapanku dan aku hanya bisa melebarkan mulutmu dan sebagian cairan yang keluar tertelan di mulutku. Dan Muki kelihatan sudah enak sekali dan melepaskan tangannya dari kepalaku. “May, aku sudah keluar, banyak ya..” “Banyak sekali Muk, aku tidak sanggup untuk menelan semuanya, karena aku belum biasa.” “Tidak apa-apa May..” Kemudian Muki mengambil cairan yang terbuang di sekitar penisnya dan menaruh ke susuku. Aku pun memperhatikan kelakuan Muki. Dan Muki mengelus-elus susuku. Akhirnya jam sudah tepat jam 11 malam. Dan aku diantar oleh Muki tepat jam 11 lewat 35 menit. Karena besoknya kami berjanji akan ketemu lagi. Malamnya entah mengapa aku sangat sulit sekali tidur. Karena pengalamanku yang pertama membuatku penasaran, entah apa yang akan kulakukan lagi bersama Muki esoknya.Dan, malam itu aku masih teringat akan penis Muki yang besar dan aroma sperma serta ingin rasanya aku menelan sekali lagi. Ingin cepat-cepat kuulangi lagi peristiwa malam itu. Besoknya dengan alasan ada pertemuan panitia perpisahan, aku akhirnya bisa keluar rumah.Akhirnya sesuai jam yang sudah ditentukan, Muki menjemputku dan Muki membawaku ke suatu tempat yang masih teramat asing buatku. “Tempat apa ini Muk,” tanyaku. “May, ini tempat kencan, daripada kita kencan di mobil lebih bagus kita ke sini aja, dan lebih aman dan tentunya lebih leluasa. Kamu mau.” “Entahlah Muk, aku masih takut tempat seperti ini.” “Kamu jangan takut, kita tidak keluar dari mobil. Kita langsung menuju kamar yang kita pesan.” Dan sampai di garasi mobil, kami keluar, dan di garasi itu hanya ada satu pintu. Sepertinya pintu itu menuju ke kamar. Benar dugaanku. Pintu itu menuju ke kamar yang sudah dingin dan nyaman sekali, tidak seperti yang kubayangkan. Terlihat ada kulkas kecil, kamar mandi dengan shower, dan TV 21, dan tempat tidur untuk kapasitas dua orang. “Maya, kita santai di sini aja ya… mungkin sampai sore atau kita pulang setelah magrib nanti, kamu mau..” pinta Muki. “Aku setuju saja Muk, terserah kamu.” Setelah makan siang, kami ngobrol- ngobrol dan Muki membaringkan badanku di tempat tidur. “May, kamu mau kan melakukannya sekali lagi untukku.” Aku setuju. Sebenarnya inilah yang membuatku berpikir malamnya apa yang akan kami lakukan berikutnya. Muki berdiri di depanku, dan melepaskan kancing kemejanya satu persatu, dan membuka celana panjang yang dipakainya. Terlihat sekali lagi dan sekarang lebih jelas lagi kepunyaan Muki daripada malam kemarin. Ternyata kepunyaan Muki lebih besar dari yang kubayangkan. Dan, dalam sekejap Muki sudah terlihat bugil di depanku. Muki memelukku erat-erat dan membangunkanku dari tempat tidur. Sambil mencium bibirku, Muki menarik ke atas baju kaos ketat yang kupakai. Dan memelukku sambil melepaskan ikatan BH yang kupakai. Dan pelan-pelan tangan Muki mengelus susuku yang sudah keras. Dan lama - kelamaan tangan Muki sudah mencapai reitstleting celanaku dan membuka celanaku. Dan menurunkan celana dalamku. Aku masih posisi berdiri, dan Muki jongkok tepat di depan vaginaku. Muki memandangku dari arah bawah. Sambil tangannya memeluk pahaku. “May, bodi kamu bagus sekali.” Muki sekali lagi memperhatikan bulu- bulu yang tidak terlalu lebat dan menciumi aroma vaginaku. “May, seandainya hari ini perawanmu hilang, kamu bagaimana.” “Terserah kamu Muk, aku tidak peduli tentang perawanku, aku ingin menikmati hari ini, denganmu berdua, dan aku kepengen sekali melakukannya denganmu..” Akhirnya aku pasrah apa yang dilakukan oleh Muki. Kemudian Muki meniduriku yang sudah tidak memakai apa-apa lagi. Kami sudah sama-sama bugil. Dan tidak ada batasan lagi antara kami. Muki bebas menciumiku dan aku juga bebas menciumi Muki. Kami melakukannya sama-sama dengan nafsu kami yang sangat besar. Baru pertama kali ini aku melakukannya seperti hubungan suami istri. Muki menciumi seluruh tubuhku mulai dari atas turun ke bawah. Begitu bibir Muki sampai di vaginaku yang sudah sangat basah, terasa olehku Muki membuka lebar vaginaku dengan jari- jarinya. Ah… nikmat sekali. Seandainya aku tahu senikmat ini, ingin kulakukan dari dulu. Ternyata Muki sudah menjilati klitorisku yang panjang dan lebar. Dengan permainan lidahnya di vaginaku dan tangan Muki sambil meremas susuku dan memainkan putingku, aku rasanya sudah sangat enak sekali. Sepertinya tidak kusia- siakan kenikmatan ini tiap detik. Muki sekali-kali memasukan jarinya ke vaginaku dan memasukkan lidahnya ke vaginaku. Akhirnya dengan nafsu yang sudah tidak bisa kutahan lagi, kukatakan pada Muki. “Muk, masukkan punyamu ke punyaku ya… masukannya pelan - pelan,” pintaku. Muki lalu bangkit dari arah bawah. Dan menciumi bibirku. “May, kamu sudah siap aku masukkan, apa kamu tidak menyesal nantinya.” “Tidak Muk, aku tidak menyesal. Aku sudah siap melakukannya.”Lalu Muki melebarkan kakiku dan terlihat jelas sekali punya Muki yang sangat besar sudah siap-siap untuk masuk ke punyaku. Vaginaku sudah basah sekali.
Dan kubimbing penis Muki agar tepat masuk di lubang vaginaku. Pertama- tama memang agak sakit, tapi punyaku sepertinya sudah tidak terasa lagi akan sakit yang ada, lebih banyak nikmatnya yang kurasakan. Dengan dorongan pelan dan pelan sekali, akhirnya punya Muki berhasil masuk ke dalam lorong kenikmatanku. “Oh… enak sekali,” jeritku. Terasa seluruh lorong dan dinding vaginaku penuh dengan penis besar kepunyaan Muki. Dengan sekali tekan dan dorongan yang sangat keras dari penis Muki, membuat hari itu aku sudah tidak perawan lagi. Muki membisikkan sesuatu di telingaku, “May, kamu sudah tidak perawan lagi.” “Ngga apa-apa Muk, jangan dilepas dulu ya…” “Terus Muk, goyang lebih kencang, aku enak sekali..” Dengan posisi aku di bawah, Muki di atas, kami melakukannya lama sekali. Muki terus menciumi susuku yang sudah keras, penis Muki masih terbenam di vaginaku. Akhirnya puncak kenikmatanku yang pertama keluar juga. “Muki sepertinya aku sudah tidak tahan lagi… aku mau keluar.” “Keluarin terus May, aku tidak akan melepaskan punyaku.” “Muk, aku tidak tahan lagi… a..ahh… aaahh.. aku keluar Muk, aku keluar.. keluar Muk..enaak sekali, jangan berhenti, teruskan… aaaa… aaaa..” Pada saat orgasme yang pertama, Muki langsung menciumi bibirku. Oh… benar -benar luar biasa sekali enaknya. Akhirnya aku menikmati kehangatan punya Muki dan aku masih memeluk badan Muki. Walaupun udara di kamar itu sangat dingin, tapi hawa yang kami keluarkan mengalahkan udara dingin. “May, aku masih mau lagi, tidak akan kulepaskan… sekarang aku mau posisi enam sembilan. Kamu isap punyaku dan aku isap punyamu.” Kemudian kami berubah posisi ke enam sembilan. Muki bisa sangat jelas mengisap punyaku. Dan kelihatan kliotorisku yang sangat besar dan panjang. “May punyamu lebar sekali.” “Isap terus Muk, aku ingin mengeluarkan sekali lagi dan berkali- kali.” Aku terus mengisap punya Muki sementara Muki terus menjilati vaginaku dan kami melakukannyasangat lama sekali. Penis Muki yang sudah sangat keras sekali membuatku bernafsu untuk melawannya. Dan permainan mulut Muki di vaginaku juga membuatku benar-benar terangsang dan sepertinya saat-saat seperti ini tidak ingin kuakhiri. “Muk… aku mau keluar lagi… aku tidak tahan lagi honey…” “Tahan sebentar May, aku juga mau keluar..” Tiba-tiba Muki langsung merubah posisi. Aku di bawah dan dia di atas. Dengan cepat Muki melebarkan kakiku, dan oh.. ternyata Muki ingin memasukkan penisnya ke vaginaku. Dan sekali lagi Muki memasukkan penisnya ke vaginaku. Walaupun masih agak sulit, tapi akhirnya lorong kenikmatanku dapat dimasuki oleh penis Muki yang besar. “Dorong yang keras Muk, lebih keras lagi,” desahku. Muki menggoyangan badannya lebih cepat lagi. “Iya Muk, seperti itu… terus… aaa..aaa… enak sekali, aku mau melakukannya terusmenerus denganmu..” “May, aku sudah tidak tahan lagi… aku mau keluar…” “Aku juga Muk, sedikit lagi, kita keluar sama -sama ya… aaa..” “May… aku keluar..” “Aku juga Muk… aaa… aa… terasa Muk, terasa sekali hangat spermamu..” “Aduh, May… goyang terus May, punyaku lagi keluar…” “Aduh Muk… enak sekali…” Bibirku langsung menciumi bibir Muki yang lagi dipuncak kenikmatan. Tak lama kemudian kami sama-sama terdiam dan masih dalam kehangatan pelukan. Akhirnya kami mencapai kenikmatan yang luar biasa. Dan sama- sama mengalami kenikmatan yang tidak bisa diukur. “May… spermaku sekarang ada di dalam punyamu.” “Ia Muk…” Tidak lama kemudian, Muki membersihkan cairan spermanya di vaginaku. “May, kalo kamu hamil, aku mau bertanggungjawab.” “Iya Muk..” jawabku singkat. Akhirnya kami mandi sama-sama. Di kamar mandi kami melakukannya sekali lagi, dan aku mengalami kenikmatan sampai dua kali. Sekali keluar pada saat Muki menjilati vaginaku dan sekali lagi pada saat Muki memasukkan penisnya ke vaginaku. Muki pun mengalami hal yang sama. Sorenya kami melakukannya sekali lagi. Kali melakukannya berulang kali. Dan istirahat kami hanya sebentar, tidak sampai satu jam kami sudah melakukannya lagi. Benar-benar luar biasa. Aku pun tidak tahu kenapa nafsuku begitu bergelora dan tidak mau berhenti. Kalau dihitunghitung dalam melakukan hubungan badan, aku sudah keluar 8 kali orgasme. Dan kalau hanya sekedar diisap oleh Muki hanya 3 kali. Jadi sudah 11 kali aku keluar. Sementara Muki sudah 7 kali. Malamnya tepat jam 8.30 kami keluar dari penginapan. Padahal jika dipikir- pikir, hanya dalam waktu dua hari saja aku sudah melepaskan keperawananku ke seseorang. Dan sampai sekarang hubunganku dengan Muki bukan sifatnya pacaran, tapi hanya bersifat untuk memuaskan nafsu saja. Dan, baru kali ini aku bisa merasakan tidur yang sangat pulas sesampainya di rumah. Besoknya aku harus sekolah seperti biasa dan tentunya dengan perasaan senang dan ingin melakukannya berkali-kali. Seperti biasa setiap tanggal 20, aku datang bulan. Dan kemarin (tanggal 20 Februari 2001) ini aku masih dapat. Aku langsung menelepon Muki sepulang dari sekolah. “Muk, aku dapat lagi, dan aku tidak hamil.” “Iya May… syukurlah…” “Muk, aku ingin melakukannya sekali lagi, kamu mau Muk..” Dan, ternyata kami bisa melakukannya di mana saja. Kadang aku mengisap penis Muki sambil Muki menyetir mobil yang lagi di jalan tol. Dan setelah cairan sperma Muki keluar yang tentunya semua kutelan, karena sudah biasa, setelah itu tangan Muki memainkan vaginaku. Kadang juga sebelum pulang aku tidak lagi mencium bibir Muki, tapi aku mengisap kepunyaan Muki sebelum turun dari mobil, hanya sekitar 2 menit, Muki sudah keluar. Dan aku masuk rumah masih ada sisa-sisa aroma sperma di mulutku. Di tiap pertemuan kami berdua selalu saling mengeluarkan. Jika kami ingin melakukan hubungan badan, biasanya kami menyewa penginapan dari siang sampai sore dan hanya dilakukan tiap hari sabtu karena pada saat itu sepulang sekolah Muki langsung mengajakku ke penginapan.
Janda H0t
Kami berdua telentang di jok
kami masing-masing, dengan
kemaluan kami yang masih
terbuka. Kami SALING
berpandangan dan tersenyum
puas. Tangan kanan Mbak
Yati meremas tangan kiriku,
saya tidak tahu apa artinya,
apakah ucapan terima kasih,
pujian ataukah janji untuk
mengulangi lagi apa yang
telah kami lakukan.
Setelah istirahat sejenak,
Mbak Yati mengambil tisue
dan membersihkan cairan
kental yang belepotan di
perutku dan kemaluan saya.
Mbak Yati memmbersihkannya
dengan mesra dan terkadang
bercanda dengan mencoba
meremas dan membangunkan
kembali rudal saya.
aEsMbak. Jangan digoda lagi lho,
kalau ngamuk lagi gimana..?aEt
kataku bercanda.
aEsCoba aja kalau berani, siapa
takut..!aEt jawabnya sambil
menirukan iklan di TV.
Setelah membersihkan
kemaluanku, dia juga
membersihkan kemaluannya
dengan tisue, dan memakai
kembali CD-nya, merapihkan
rok, blus dan BH-nya yang
kusut. Sementara saya juga
merapihkan kembali celana
saya.
Dia menyisir rambutnya, dan
merapikan kembali riasan
wajahnya, sambil melirik dan
tersenyum ke saya penuh
bahagia.
aEsMbak.., besok tetap lho ya
jam sepuluh pagi.aEt saya
mengingatkan.
aEsPasti donk, mana sih yang
nggak pengin sarang
burungnya dimasukin burung.aEt
canda dia.
aEsApalagi sarangnya sudah
kosong lama ya Mbak..?aEt
godaku.
aEsPasti enak kok kalau udah
lama.aEt jawab dia.
Setelah kami semua rapih,
Mbak Yati aku antar pulang
dengan tetap berdekapan,
dia tertidur di dadaku,
tangan kiri saya untuk
mendekap dia dan tangan
kanan saya untuk pegang
stir.
Sesampainya di rumah MBak
Yati, cuaca masih gerimis.
Mbak Yati menawarkan untuk
mampir sebentar di rumah.
aEsVi, masuk dulu yuk..! Aku
buatkan kopi hangat
kesukaanmu.aEt ajak Mbak Yati.
aEsOke dech, aku parkir dulu
mobilnya ya..?aEt
Sampai di dalam rumah Mbak
Yati, ternyata Tarno tidak
ada. Menurut Bi Inah,
pembantu Mbak Yati, katanya
Tarno hari ini tidak pulang,
karena diminta atasannya
dinas ke luar kota.
aEsVi, ternyata Tarno malam ini
nggak pulang. Kamu tidur aja
disini, di kamar Tarno.aEt pinta
Mbak Yati sambil senyum
penuh arti.
Aku tahu kemana arah
pembicaraan Mbak Yati.
aEsNggak mau kalau tidur di
kamar Tarno, aku takut
sendirian.aEt godaku.
aEsEmangnya takut sama
siapa..?aEt
aEsYa takut kalau Mbak Yati
nanti nggak nyusul ke
kamarku.aEt
aEsSsstt..! Jangan keras-keras,
nanti ada yang denger.aEt
Mbak Yati cemberut, takut
kalau ada yang dengar.
aEsYa udah, aku tidur sendiri di
kamar Tarno, kalau nanti
malam saya dimakan semut,
jangan heran lho Mbak..!aEt
saya pura-pura merajuk.
aEsNggak usah ribut, mandi
sana dulu, nanti malam kalau
semua orang udah pada
tidur, kamu boleh nyusul aku
ke kamar, nggak saya kunci
kamarku.aEt bisik Mbak Yati
pelan.
aEsSiip dach..!aEt aku ceria dan
langsung pergi mandi.
Habis mandi, badan saya
terasa segar kembali. Saya
langsung pergi ke kamar,
pura-pura tidur. Tetapi di
dalam kamar saya
membayangkan apa yang
akan saya lakukan nanti
setelah berada di kamar
Mbak Yati. Saya akan
bercinta dengan orang yang
sudah bertahun-tahun saya
idamkan.
Jam di kamar saya
menunjukkan pukul 12:30
malam. Kudengarkan kondisi di
luar kamar sudah kelihatan
sepi. Tidak terdengar suara
apapun. TV di ruang keluarga
juga sudah dimatikan Bi Inah
kira-kira jam 11 tadi. Bi Inah
adalah orang yang terakhir
nonton TV setelah acara
Srimulat yang merupakan
acara kegemaran Bi Inah.
Untuk mempelajari suasana,
saya keluar pura-pura pergi
ke kamar mandi. setelah
benar-benar sepi, saya
mengendap-endap masuk ke
kamar Mbak Yati.
Lampu di kamar Mbak Yati
remang-remang. Mbak Yati
tidur telentang dengan
mengenakan daster tipis yang
semakin memperindah lekuk
tubuh Mbak Yati. Tubuh Mbak
Yati yang mungil tapi padat
berisi, terlihat tampak
sempurna dibalut daster
tersebut. Dengan tidak sabar
saya dekap tubuh Mbak Yati
yang sedang telentang
bagaikan landasan yang
sedang menunggu
pesawatnya mendarat.
Mbak Yati saya dekap hanya
tersenyum sambil berbisik,
aEsSudah nggak sabar ya..?aEt
aEsYa Mbak, perasaan waktu
kok berjalan pelaan sekali..aEt
Saya cium belakang
telinganya yang mungil dan
ranum, kemudian ciuman saya
bergeser ke pipinya dan
akhirnya ke bibirnya yang
mungil dan juga ranum. Kedua
tangan Mbak Yati mendekap
erat di leher saya. Tangan
saya yang kiri saya letakkan
di bawah kepala Mbak Yati
untuk merangkulnya.
Sedangkan tangan kanan
saya gunakan untuk membelai
dan melingkari sekitar
susunya. Dan dengan perlahan
dan lembut, telapak tangan
saya gunakan untuk
meremas-remas lingkaran luar
payudaranya, dan ternyata
Mbak Yati sudah tidak
memakai BH lagi.
Erangan-erangan lembut
Mbak Yati mulai keluar dari
bibirnya, sedangkan kedua
kakinya bergerak-gerak
menandakan birahinya mulai
timbul. Remasan-remasan
tanganku di seputar susunya
mendapatkan reaksi balasan
yang cukup baik, karena
kekenyalan susu Mbak Yati
kelihatan semakin bertambah.
Tangan kanan saya geserkan
ke bawah, sebentar
mengusap perutnya, beralih
ke pusarnya, dan akhirnya
saya gunakan untuk
mengusap kewanitaannya.
Ternyata Mbak Yati juga
sudah tidak memakai CD,
sehingga kemaluannya yang
bulat dan mononjol, serta
kelembutan rambut
kemaluannya dapat saya
rasakan dari luar dasternya.
Kedua kakinya semakin
melebar, memberikan
kesempatan seluas-luasnya
tangan saya untuk membelai-
belai kewanitaannya. Ciuman
saya beberapa saat
mendarat di bibirnya,
kemudian saya alihkan turun
ke lehernya, ke belakang
telinganya, dan akhirnya
turun ke bawah, melewati
celah di bukit kembarnya.
Saya ciumi lingkaran luar
bukit kembarnya, sebelum
akhirnya menyiumi puting
susunya yang sudah
mengacung. Ketika lidah saya
menyium sampai ke putingnya,
nafas Mbak Yati kelihatan
mengangsur, menunjukkan
kelegaan.
aEsUuuccghh.. Allvii..!aEt
Tali daster yang
menggantung di pundaknya,
saya pelorotkan sehingga
menyembullah kedua bukit
kembarnya yang kenyal,
dengan kedua putingnya yang
sudah mengacung dan tegang.
Saya ciumi sekali lagi kedua
bukit kembarnya, dan saya
jilati putingnya dengan lidah.
Sementara kedua jari dari
tangan kanan saya secara
bersamaan membelai-belai
kedua selangkangannya, yang
terkadang diselingi dengan
usapan kemaluan luarnya
dengan telapak tangan kanan
saya. Belaian ini memberikan
kehangatan di bibir
kewanitaannya, selain untuk
meningkatkan rasa penasaran
liang senggamanya.
Jari tengah saya gunakan
untuk mebelai-belai bibir luar
kemaluannya yang sudah
sangat basah. Saya usap
klitorisnya dengan lembut dan
pelan dengan menggunakan
ujung jari, membuat Mbak
Yati semakin menikmati
belaian lembut klitorisnya.
Bibir kewanitaannya semakin
merekah dan semakin basah.
Lidahku masih menari-nari di
kedua putingnya yang
semakin keras, jilatan lidah
saya memberikan sensasi
yang kuat bagi Mbak Yati.
Terbukti dia semakin erat
meremas rambut saya, deru
nafasnya semakin memburu
dan lenguhannya semakin
kencang.
aEsUuuccgghh.. Aaallvii.. uugghh..
eennaaggkk..aEt
Saya jilati kedua putingnya
kanan dan kiri bergantian,
sambil meremasi dengan
lembut tetapi sedikit menekan
kedua susunya dengan kedua
tangan saya.
Setelah saya puas menciumi
susunya, ciuman saya geser
ke arah perutnya, saya jilati
pusarnya, kembali Mbak Yati
sedikit menggelinjang, mungkin
karena kegelian. Ciuman terus
saya geser ke bawah, ke
arah pahanya, turun ke
bawah betisnya, terus naik
lagi ke atas pahanya,
kemudian ciuman saya
arahkan ke rambut
kemaluannya yang lebat.
Mendapat ciuman di rambut
kemaluannya, kembali Mbak
Yati menggelinjang-gelinjang.
Saya buka bibir kemaluannya
yang merekah, saya ciumi dan
jilati seputar bibir
kewanitaannya, terus lidah
saya diusapkan ke klitorisnya,
dan bergantian saya gigit,
terkadang saya hisap
klitorisnya.
Setiap sentuhan lidah saya
menjilat pada klitorisnya,
tangan Mbak Yati menjambak
rambut saya. Kepalanya
menggeleng-geleng, dengan
dada yang dibusungkan,
kedua kakinya mendekap
erat leher saya, dan kicaunya
semakin tidak karuan,
aEsUuuccgghh.. Aaallvvii.. uughh..
ggeellii.. uuff.. ggeellii..
seekkaallii..aEt
Cairan yang keluar dari
kemaluannya semakin banyak,
bau khas liang senggamanya
semakin kuat menyengat.
Rintihan, lenguhan yang
keluar dari mulut Mbak Yati
semakin kacau. Gerakan-
gerakan tubuh, kaki dan
gelengan-gelengan kepala
Mbak Yati semakin kencang.
Dadanya tiba-tiba
dibusungkan, kedua kakinya
tegang dan menjepit kepala
saya. Saya mengerti kalau
saat ini detik-detik orgasme
akan segera melanda Mbak
Yati. Untuk memberikan
tambahan sensasi kepada
Mbak Yati, maka kedua
putingnya saya usap-usap
dengan kedua jari tangan,
dengan mulut tetap
menyedot dan menghisap
klitorisnya, maka tiba-tiba,
aEsAaauughh.. Aallvvii aakk..
kkuu.. kkeelluuarr.. Aaacchh..!aEt
Saya tetap menghisap
klitorisnya. Dan dengan nafas
masih terengah-engah, Mbak
Yati bangun dan duduk.
aEsAyo Alvi.., gantian kamu tidur
aja telentang..!aEt kata Mbak
Yati sambil menidurkan saya
telentang.
Gantian Mbak Yati telungkup
di samping saya. Tangannya
yang lembut sudah mulai
mengelus-elus batang
kemaluan saya yang sudah
sangat tegang. Mulutnya
yang mungil mencium bibir,
terus turun ke puting. Saya
merasa sedikit kegelian ketika
dicium puting saya. Mulutnya
terus turun mencium pusar,
dan akhirnya saya rasakan
ada rasa hangat, basah dan
sedikit sedotan sudah
menjalar di rudal saya.
Ternyata Mbak Yati mulai
mengocok dan mengulum
kejantanan saya. Mbak Yati
mengulumnya dengan penuh
nafsu. Matanya terpejam
tetapi kepalanya turun naik
untuk mengocok rudal saya.
Kepala kemaluan saya
dijilatinya dengan lidah.
Tekstur lidah yang lembut
tapi sedikit kasar, membuat
seakan ujung jari kaki saya
terasa ada getaran listrik
yang menjalar di seluruh
kepala. Jilatan lidah di kepala
rudal memang sangat enak.
Aliran listrik terus menerus
menjalar di sekujur tubuh
saya. Kepala Mbak Yati yang
naik turun mengocok
kejantanan saya yang saya
bantu pegangi dengan kedua
tangan. Kocokannya semakin
lama semakin kuat, dan
hisapan mulutnya seakan
meremas-remas seluruh
batang keperkasaan saya.
Seluruh pori-pori tubuh saya
seakan bergetar dan
bergolak. Getaran-getaran
yang menjalar dari ujung kaki
dan dari ujung rambut
kepala, seakan mengalir dan
bersatu menuju satu titik,
yaitu ke arah rudal
keperkasaan saya.
Getaran-getaran tersebut
makin hebat, akhirnya
kemaluan saya menjadi seolah
tanggul yang menahan air
gejolak. Lama-lama
pertahanan kemaluanku
seakan jebol, dan tiba-tiba
saya menjerit.
aEsMmmbbakk Yaattii.. aaggkkuu
kkelluuaarr..!aEt
Mendengar saya mengerang
mau keluar, mulut Mbak Yati
tidak mau melepaskan batang
kejantanan saya, tetapi
malah kulumannya dipererat.
Mulut Mbak Yati menyedot-
nyedot cairan yang keluar
dari rudal saya dengan
lahapnya, seakan tidak boleh
ada yang tersisa. Batang
kemaluan saya dihisap-
hisapnya seakan menghisap
es lilin. Sensasinya sungguh
sangat dahsyat. Ternyata
Mbak Yati sangat ahli dalam
permainan oral.
Nafas saya sedikit tersengal,
badan sedikit lemas, karena
seakan-akan semua cairan
yang ada di tubuh, mulai dari
ujung kaki sampai dengan
kepala, habis keluar tersedot
oleh Mbak Yati.
Mbak Yati tersenyum puas
sambil menggoda, aEsGimana
rasanya..?aEt
aEsWaduh.., Mbak luar biasa..aEt
jawabku sambil masih
terengah-engah.
aEsNggak kalahkan dengan yang
muda..?aEt kata Mbak Yati
dengan berbangga.
aEsYaa jelas yang lebih
pengalaman donk yang lebih
nikmat.aEt
Kami istirahat sejenak sambil
minum. Tetapi ternyata Mbak
Yati memang luar biasa. Baru
istirahat beberapa menit,
tangannya sudah mulai
bergerak-gerak di perut, di
paha dan di selangkangan
saya, membuat rasa geli di
sekujur tubuh. Tangannya
kembali meremas-
remasbatang kemaluan saya.
Karena masih darah muda,
maka hanya sedikit sentuhan,
kemaluan saya langsung
berdiri dengan gagahnya
mencari sasaran. Melihat
batang keperksaan saya
dengan cepatnya berdiri lagi,
wajah Mbak Yati kelihatan
berseri-seri. Sambil tangannya
tetap mengocoknya, kami
SALING berciuman. Bibir Mbak
Yati yang mungil memang
sangat merangsang semua
laki-laki yang melihatnya.
Ciuman yang lembut dengan
usapan-usapan tangan saya
ke arah putingnya, membuat
birahi Mbak Yati juga cepat
naik. Putingnya seakan-akan
menjadi tombol birahi. Begitu
puting Mbak Yati disenggol,
lenguhan nafasnya langsung
mengencang, kedua kakinya
bergerak-gerak, pertanda
birahinya menggebu-gebu.
Saya usap liang senggamanya
dengan tangan, ternyata
liang kenikmatan Mbak Yati
sudah sangat basah.
aEsGila bener cewek ini, cepet
sekali birahinya..,aEt pikir saya
dalam hati.
Mbak Yati menarik-narik
punggung saya, seakan-akan
memberi kode agar senjata
rudal saya segera dimasukkan
ke sarangnya yang sudah
lama tidak dikunjungi burung
pusaka.
aEsAyo dong Vi..! Cepetan, Mbak
sudah nggak tahan nich..!aEt
Alat vital saya sudah semakin
tegang, dan saya sudah tidak
sabar untuk merasakan
kemaluan Mbak Yati yang
mungil. Saya sapukan
perlahan-lahan kepala
kejantanan saya di bibir
kewanitaannya. Kelihatan
sekali kalau Mbak Yati
menahan nafas, tandanya
agak sedikit tegang, seperti
gadis yang baru pertama kali
main senggama. Setelah
menyapukan kepala rudal
saya beberapa kali di bibir
kenikmatannya dan di
klitorisnya. Akhirnya saya
masukkan burung saya ke
sarangnya dengan sangat
perlahan.
Kedua tangan Mbak Yati
meremas pundak saya.
Kepalanya sedikit miring ke
kiri, matanya terpejam dan
mulutnya sedikit terbuka
sangat seksi sekali, tandanya
Mbak Yati sangat menikmati
proses pemasukan batang
kejantanan saya ke liang
senggamanya. Lenguhan lega
terdengar ketika kepala
kemaluanku membentur di
dasar liang kenikmatannya.
Saya diamkan beberapa saat
rudal saya terbenam di liang
senggamanya untuk
memberikan kesempatan
kemaluan Mbak Yati
merasakan rudal kenikmatan
dengan baik.
Saya pompakan batang
kejantanan saya ke liang
senggama Mbak Yati dengan
metode 10:1, yaitu sepuluh
kali tusukan hanya setengah
dari seluruh panjang batang
kejantanan saya, dan satu
kali tusukan penuh seluruh
batang kejantanan saya
sampai membentur ujung
rahimnya. Metoda ini membuat
Mbak Yati merancau tidak
karuan. Setiap kali tusukan
saya penuh sampai ujung,
saya kocok-kocokkan
kejantanan saya beberapa
lama, akhirnya saya rasakan
kaki Mbak Yati melingkar
kuat di pinggang saya.
Kedua tangannya
mencengkram punggung saya,
dan dadanya diangkat
membusung, seluruh badannya
tegang mengencang, diikuti
dengan lenguhan panjang,
aEsAaacchh.. aauugghh.. Aallvvii..
aakku.. kkeelluuaa.. aa.. rr..!aEt
Batang kemaluan saya terasa
sangat basah dan dicengkram
sangat kuat. Merasakan
remasan-remasan pada rudal
saya yang sangat kuat,
membuat pertahann saya
juga seakan makin jebol dan
akhirnya, aEsCcrroot.. croot..
crrot..!aEt saya juga keluar.
Setelah permainan itu, saya
sering melakukan hubungan
seks berkali-kali, bisa
seminggu dua kali saya
melakukan hubungan seks
dengan Mbak Yati. Ternyata
nafsu seks Mbak Yati cukup
besar, kalau satu minggu
saya tidak bermain seks
dengan Mbak Yati, pasti Mbak
Yati akan main ke rumah,
ataupun setelah bekerja, dia
akan menelpon saya di
kantor untuk meminta jatah.
Saya melakukan hubungan
seks dengan Mbak Yati bisa
dimana saja, asal tempatnya
memungkinkan. Baik di rumah
saya, di rumah dia, di HOTEL,
di mobil, di garasi, di kamar
mandi sambil berendam di
bath-tub, di dapur sambil
berdiri, bahkan aku pernah
bermain seks di atas kap
mesin mobil saya. Ternyata
berhubungan seks itu kalau
dengan perasaan agak takut
dan terkadang tergesa-gesa,
memberikan pengalaman
tersendiri yang cukup
mengasyikkan
Gadis Penjaga Rental VCD
Ah.. ini Mas ada kok..
Oh ya..,
Aku lalu memeriksa CD itu,
kucuri pandang ke susu yang
montok itu. Memang kalau
makin dekat makin jelas
tonjolan susu rina ini,
putingnya nampak
tonjolannya di tengah-tengah
gundukan payudaranya. Rina
mengerti gelagatku yang
terus mengamati susunya itu.
Mas.., mana lagi..? Kok jadi
bengong..!
O.. ini Mbak.., nomer 40, aku
kaget sekali tiba-tiba
diperingatkan seperti itu.
Aku sengaja memesan nomor
yang baling bawah, sehingga
Rina nanti bisa menunging
membelakangiku. Rina berdiri,
dan ternyata dia langsung
mencari dari deret yang
paling tengah, otomatis dia
sedikit menungging. Wow.., ini
baru pemandangan yang
tidak kalah serunya deh..
Pantat dan belahan pantat
Rina benar-benar asli dan
oke sekali, kelihatan di
selakangannya agak menjorok
ke dalam gundukan tempat
vaginanya singgah. Wah..
penisku tidak sadar sudah
setengan tegak pengaruh
dari pantat montok Rina itu.
aEsIni Mas.., nomer 40..aEt
aEsOh.. ya.. Mbak sekalian 45,
50, 49 dehaE|aEt
Biar dia agak lama
menungging, dan aku dapat
menikmati belahan pantat
Rina yang montok itu, dan
sekilas gundukkan vagina
yang tertutup celana ketat
Rina.
aEsIni Mas.., 45, 50, 49 ada lagi.aEt
aEsUdah cukup Mbak..aEt
Aku periksa, mungkin CD-nya
tergores atau tidak.
aEsMasnya sering pinjem BF di
sini ya..?aEt
aEsYa.. lumayan sih.., Kalo nggak
semingggu sekali baru
kemari..aEt
aEsEmmhmm.. rutin ya.. suka
nonton BF ya.. Mas..?aEt
aEsYa.., kalo lagi perlu nganggur
aja, lagi bete nih..!aEt
aEsKok bete.. kenapa..?aEt
Aku mulai akrab dengan Rina,
dan kalau ngomong sudah
tidak nanggung-nanggung
lagi, aku yakin dia sudah
mengerti masalah sex.
aEsYa.. kalo nggak dikeluarin
bisa pusing nih..!aEt
aEsHa.. ha.. ya.. keluarin aja..!aEt
kata cowok yang ada di
sebelah Rina, ternyata cowok
itu mendengar percakapanku
dengan Rina.
aEsLah.. ya.., makannya aku
pinjem BF ini, alat
perangsang..aEt
Setelah itu aku pulang dan
menyalakan komputer dan
nonton BF itu, tidak lupa aku
telanjang dan menyiapkan
handuk kecil untuk spermaku
nanti muncrat dan body
lotion sebagai pelicin.
(Khayalan batang kemaluanku
di dalam vagina cewek) Dan
pada hari itu aku
menghabiskan waktu dengan
onani party di kamarku,
nikmat dan puas.
Lalu esoknya aku kembalikan
CD BF itu. Sesampainya di
depan rental X ini, kelihatan
sepi-sepi saja, lalu aku masuk
dan ternyata aku hanya
melihat cowok saja yang jaga.
aEsMas, kembaliin CD nih..!aEt
aEsI.. ya. Se.. bentar ya.., tang..
gung..aEt sambil nafas yang
terengah-engah.
Aku curiga cowok ini kenapa,
dia duduk dan kedua
tangannya menggenggam
kursi dengan erat dan dia
kok melihat ke bawah terus.
aEsYa.., tung.. gu ya.. Mas.. Ah..
ye.. ter.. us..aEt tidak lama
cowok itu mengejang, dan,
aEsAku.. ke.. luar.., ah.. ah.. ah..aEt
Setelah itu tidak lama
kemudian keluarlah seorang
cewek dari bawah tempat
duduk cowok itu, wah..
ternyata Rina. Kelihatan
sperma cowok itu ada di
mulut Rina dan sebagaian di
rambutnya.
aEsHalo Mas.., kembaliin CD ya..?aEt
Rina menyapa dengan
santainya.
aEsE.. i.. ya.aEt
Rina lalu menuju ke kamar
mandi yang letaknya di
belakang rental X ini. Rina
masih berpakaian lengkap, oo..
ternyata dia baru
mengkaraoke batang
kemaluan cowok ini.
aEsYa Mas, ada yang bisa saya
bantu..?aEt sapa cowok yang
baru dipuaskan oleh Rina
lewat mulut binalnya, sambil
berdiri dan memasukkan
penisnya yang masih basah
karena sperma yang keluar
terlalu banyak.
aEsIya.. ini CD-nya.aEt
aEsOh.., sebentar ya, Mas..aEt
Cowok ini memeriksa CD apa
ada yang tergores atau
tidak.
Lalu kucoba untuk
memberanikan diri bertanya
sesuatu pada mas ini, aku
menjadi yakin kalau rental ini
benar-benar xxx.
aEsMas maaf ya.., mau tanya.aEt
aEsYa.., kenapa..?aEt
aEsTadi ituaE|aEt sebelum aku
selesai ngomong, aEsOh.., tadi
itu Rina minta oral sama ini,
biasa kok Mas, disini nyantai
aja.aEt
aEsO.., jadi siapa saja bisa ya..?aEt
aEsBisa aja, kalo sekedar oral,
kocok , emut dan elus-elus
aja.aEt
aEsKalo.., sorry ya Mas.., kalo
nge-sex sungguhan gimana..?aEt
aEsYa, tanya aja ama Rina,
temennya banyak kok. Dia
seneng banget kalo nge-sex.
Ya.. kan enak sih.aEt
aEsJadi kalo onani disini bisa
ya..?aEtaEtKalo itu sih para
pelanggan BF sering Mas. Si
Rina tuh yang sering ngocokin
cowok. Ya.., kalo Rina nggak
capek aja dan lagi aE~MUTaE?.aEt
Dan tidak lama kemudian Rina
kembali dari kamar mandi,
kelihatannya dia baru
keramas rambutnya, maklum
terkena muncratan sperma
cowok penjaga rental.
aEsHalo Mas. Pinjem BF lagi..?aEt
aEsOh.., nggak kok.aEt
aEsRin.., ini Mas mo kenalan ama
kamu lebih dalam..aEt kata
cowok rental X itu.
Aku kaget sekali cowok itu
bilang seperti itu, aEsYa Mbak..,
boleh nggak..?aEt
aEsItu Rin.., Mas ini mo kocokan
binal kamu, kamu mau
nggak..?aEt
aEsBisa..aEt kata Rina sambil
mengeringkan rambutnya
dengan handuk.
aEsYa.. udah sana ajak ke atas
aja Rin.., biar rentalnya
kutunggu.aEt
Wah.., ini waktunya menguji
perkasaanku, sudah lama
penisku tidak ketemu sama
sahabat karib si vagina.
Lalu aku dan Rina naik
tangga menuju lantai dua,
dan Rina membawa satu CD
BF dari rental itu. Sesampai di
sebuah kamar, Rina
mempersilakanku untuk duduk
di ranjang yang cukup besar
juga. Rina lalu mengunci pintu,
dia meletakkan handuknya di
kursi dan menyalakan TV dan
CD player, dan memutar CD
BF itu dengan volume yang
cukup keras. Tidak lama
kemudian terdengarlah
erangan nafsu, dan terlihat
adegan bugil-bugil dari CD
tersebut, ini membuat
batangku yang tidak sabar
lagi melihat kemolekkan tubuh
Rina. Rina lalu membuka
jendela selebar-lebarnya,
agar suasananya lebih
natural.
aEsGimana Mas, e.. nama kamu
siapa sih..?aEt
aEsAku Ari, kamu pasti Rina
to..?aEt
aEsKok tau..?aEt
aEsYa.. tau dong..,aEt
Tidak lama kemudian Rina
mendekatiku, dan duduk di
sampingku, dan tidak segan-
segan lagi tangan kanan Rina
memegang batang
kemaluanku yang masih
terbungkus celana pantangku,
dielus-elus dan kadang-
kadang diremas-remas.
aEsAri suka sex ya..?aEt
aEsYa. Ah.., kamu pinter deh
nge-sex..!aEt
aEsAh.., kata siapa..?aEt sambil
tetap mengocok-ngocok
kemaluanku, dan aku masih
pasif merasakan gesekan
tangan Rina.
aEsYa, ah.., hemmm.., kata Mas
di bawah tadi.aEt
aEsOoo, Mas Ucok toh..,aEt
Sekarang Rina duduk di
hadapanku, dan menjongkok
sambil tangannya tetap
mengocok habis batang
kejantananku yang sudah
setengah tegang itu.
aEsAr.., udah dibuka ya..? Biar
kamu nggak tersiksa ama CD
kamu, biar ngacengnya
sempurna.aEt
aEsYa.., udah.. buka aja..aEt
Rina pelan-pelan membuka
celanaku dari sabuk sampai
membuka resleting-nya,
setelah celanaku terbuka,
aku sedikit mengangkat
pantatku untuk memudahkan
Rina melepas celana, dan
sekarang aku tinggal
menggunakan CD biru-ku, dan
pakaianku masih terpakai.
Lemparkan celanaku di kursi
dan Rina mulai duduk kembali
di selakanganku, dan aku
masih dalam keadaan duduk
di pinggir ranjang rental X.
aEsHemmm.., ahaE| kamu
kelihatanya besar juga Ar..,aEt
puji Rina sambil mengelus-elus
naik turun penisku yang
masih terbungkus CD.
aEsAh.. ya.. hem.. oughg.. ye..aEt
erangan yang tidak dapat
kutahan lagi, ditambah
erangan dari CD BF yang
dinyalakan oleh Rina tadi
menambah hot suasana di
kamar rental X.
Rina sedikit demi sedikit
membuka CD-ku, dan
terlihatlah batang kemaluanku
yang sudah mengacung keras
seperti rudal siap lepas
kendali.
aEsWow.., AraE| mu lumayan juga
nih..aEt sambil tetap mengocok
naik turun kejantananku,
aEsKamu rawat ya..? Kok
tegaknya sempurna banget
sih..? Keras lagi..,aEt
aEsAh.., te.. rus.. rin.. don..
stop..!aEt
Rina mulai mengocok keras,
cepat, dan tiba-tiba pelan,
keras lagi, pelan lagi. Wah.. ini
membuat aku menjadi
kelabakan, ternyata Rina ahli
juga membuat cowok
melayang, hampir saja aku
keluar tapi aku tetap
bertahan.
Kemudian Rina mulai mengocok
batang kemaluanku dengan
tangan kiri dan tangan
kanannya mengelus-elus telur.
Wa.., ini nikmat sekali, geli-geli
gimana ya..! Kadang-kadang
dia menusuk-nusuk anusku
dengan telunjuk kanannya.
aEsAh.. ya.. te.. rus.. Rin.. kamu..
ahli deh..!aEt
Sekarang Rina mulai dengan
mulutnya, perlahan-lahan
dimasukkan penisku ke mulut
binalnya.
Saat masuk mulutnya, aEsAh..,
hemmm.. ye.. ahaE|aEt
Aku sedikit mengangkat
pantatku, terasa dingin geli
dan enak sekali, lain dengan
onani.
Perlahan-lahan Rina
mengkocok penisku dengan
mulutnya dan lidahnya yang
lincah.
aEsHa.., ough.., ehmm.., ye.. te..
rus..aEt kupegangi rambutnya,
aku tarik turunkan kepalanya
untuk mengatur kocokan
mulutnya di penisku.
aEsEhhmm.., Eh.. em..,aEt suara
mulut Rina yang penuh
dengan batangku.
Tidak lama dia menarik nafas,
dan mengeluarkan penisku
dari mulutnya.
aEsAh.., hemm.., kamu kuat
sekali Ar.. Biasanya cowok-
cowok kalo dioral dikit udah
keluar..aEt
Lalu dia melanjutkan dengan
menyedot telurku, dan
dilepaskan sampai bersuara,
aEsPloks.. ploksaE|aEt
Tarian lidah Rina di ujung
kepala penisku dan sampai
anusku juga tidak ketinggalan
dari nafsu seksnya itu. Dan
setelah beberapa menit
lamanya aku bertahan dari
tarian lidah Rina di penisku,
aku mulai merasa tidak kuat
menahan spermaku yang mau
keluar.
aEsAh., Rin.., aku.. mo.. ah.. ye..
keluaarrr..!aEt
Dan Rina mulai memasukkan
semua penisku di mulutnya,
dan dikocoknya dengan cepat
dan keras.
Tidak lama kemudian, aEsAhh..
crroootaE| crroottt.. ah.. ye..
yes..!aEt
Rina menutup mulutnya
rapat-rapat supaya
spermanya tidak keluar dari
mulutnya. Dan selama 30
detik lamanya dia menekan
mulutnya tetap di penisku,
dan meyakinkanku tidak
keluar lagi. Lalu dia
melepaskan mulutnya dari
penisku, dan menelan semua
spermaku walaupun ada yang
keluar sedikit dari mulutnya.
Aku lemas dan telentang di
atas ranjang dengan
telanjang bawah saja, dan
aku merasa panas dan aku
melepas semua pakaianku.
Sekarang aku bugil, telanjang
tanpa sehelai benang di
hadapan Rina yang menikmati
spermaku.
aEsKamu lumayan juga Ar..! Bisa
bertahan beberapa menit
lamanya.aEt
aEsAh.. biasa aja tuh..!aEt
aEsKamu pake obat ya..? Irex
kali..?aEt
aEsAh.. nggak juga.aEt
aEsUdah.., kamu istirahat dulu.
Aku mo bersihkan mulutku
nih.. Eh, makasih spermanya
lho.. gurih..!aEt katanya sambil
terseyum.
Dia menuju kamar mandi yang
ada di kamar itu. Ternyata
dia sikat gigi, biar tidak bau
kali.
Aku beristirahat sambil
telanjang menunggu Rina
keluar dari kamar mandi.
Dengan ditemani CD BF yang
dari tadi tidak usai-usai,
menambah batang
kejantananku tidak mau
tidur, penisku masih tegak
walaupun tidak sekeras tadi.
Tidak lama kemudian Rina
keluar dari kamar mandi, dia
tetap berpakaian lengkap,
kaos ketat dan celana kain
ketat. Rina mendekatiku yang
lagi telentang telanjang di
ranjang, dia duduk di
sampingku.
aEsLho.., kamu kok nggak
turun-turun sih..?aEt
aEsYa.., itu lihat BF mana bisa
turun, apalagi susu kamu
yang montok itu menggoda
ku.aEt
aEsAh.., kamu bisa saja.aEt
candanya sambil langsung
tangan kanannya mengocok-
ngocok pelan batangku yang
sudah setengah tegak.
Perlahan-lahan dia menunduk
dan mencium bibirku dengan
bibir tebalnya itu. Aku
langsung melumat habis
bibirnya, permainan lidah Rina
memang mahir, dan aku
imbangi saja dengan
permainan lidah yang tidak
kalah mahirnya.
Sekitar beberapa menit kami
bermain kiss dan kiss, dan
Rina tetap mengocok penisku,
aku mulai menjelajahi susunya
yang montok itu, kuremas
dengan tanganku yang dari
tadi gatal sekali. Terasa
kenyal dan empuk sekali susu
Rina, kuelus-elus dan
kugesek-gesek halus
putingnya dari luar kaos.
Sekarang rina melepaskan
lumatan bibirnya, dan
mengerang merasakan tarian
tanganku di susunya itu.
aEsAh.., ye.. em.. enak.. Ar.. te..
rus.. ya.. itu.. ough..aEt tangan
Rina tetap mengocok-
ngocokku dan aku berusaha
melepaskan kaos Rina dan dia
langsung membantunya
dengan melepaskan sendiri
kaos ketatnya itu.
Nah.., sekarang terpampang
susu Rina yang tertutup BH
36 itu.
aEsRin.. aku buka ya.. biar
terlihat bebas..aEt
aEsBuka aja..aEt
Rina lalu mengangkat kedua
tangannya memudahkanku
melepas kaitan BH yang ada
di belakang, susu Rina yang
montok itu terpampang bebas
di depan wajahku, dan aku
langsung saja melahap habis
susu Rina yang besar sekali.
Kusedot, kuremas dan pelintir
putingnya.
aEsAh.. ye.. oug.. hem.. te.. rus..
Ar..!aEt mulai tidak jelas ucapan
Rina.
Kami mulai duduk berhadap-
hadapan, dan selakangan Rina
mulai dibuka lebar, dan aku
duduk di antaranya, sehingga
aku puas mempermainkan
susu montok Rina.
Kupegang kedua puting Rina
yang cukup menonjol itu, dan
kupelintir bebarengan.
aEsAh.. ye.. ah.. aow.. yes.. no..
ough..aEt
Kepala Rina bergerak tidak
karuan, ke kanan ke kiri.
Kurebahkan Rina dan kududuk
di perutnya, aku
mengarahkan penisku di
belahan susu Rina, dan
kurapatkan susu Rina yang
besar itu untuk menjepit
penisku dan aku maju-
mundurkan penisku.
aEsAh.. Rin.. su.. su.. ah.. ye.. em..
puk enak..aEt aku mulai kocok
susu Rina sampai susu Rina
berwarna merah.
Ternyata Rina menikmati ini,
dan aku tidak sabaran lagi
ingin menikmati vagina cewek
ini.
Aku mulai turun dan
mengelus-elus vagina Rina
dari luar celana ketatnya,
terasa sekali vaginanya sudah
becek sekali akibat permaian
panas kami. Kusuruh Rina
berbalik telungkup, dan
terlihat resleting celananya
masih tertutup rapat. Kumulai
menurunkan resleting itu,
Rina sedikit mengangkat
pantatnya agar
memudahkanku untuk melepas
celananya, dengan posisi
menungging ini pantat Rina
kelihatan makin montok dan
bahenol. Tidak lama kulepas
celana ketat Rina. Wah..,
ternyata Rina benar-benar
terangsang sekali. CD kuning
tipisnya bawah total, dengan
posisi menungging ini
bongkahan vagina makin
terlihat, apalagi Rina
merenggangkan
selakangannya. Aku mengelus-
elus bongkahan itu dengan
tangan telunjukku, Rina
sedikit mengangkat pantatku
akibat rangsangan tanganku,
dan biasanya pantat Rina
otomatis maju mundur dengan
sendirinya.
Lalu aku melepas CD kuning
tipis mulik Rina itu dengan
pelan-pelan, dan Rina
memberi sensasi dengan
memutar-mutarkan
pantatnya, wowo.. woo.., ini
bari sex dan super model
sex, dia pintar sekali
meningkatkan nasfu sex
lawannya. Terlepas sudah CD
Rina, terlihat bebas pantat
yang putih mulus tanpa cacat
dan vagina yang memerah
basah dan berambut rapih.
Aku mulai mengelus-elus
permukaan pantat Rina.
aEsAh.. Ar.. ehmmm.. ouhghhh..
ah.. ye.. langsung aja Ar..,
aku.. nggak.. tahanaE| oh.. ye..aEt
sambil merem melek Rina
menahan nafsunya.
Langsung aku mendekatkan
wajahku di belahan pantat
Rina, dan langsung melumat
habis vagina Rina dalam posisi
menungging.
aEsAh.. ye.. dalam.. Ar.. ough.. ye..
oh.. ye..aEt sambil meliuk-liukkan
tubuh semok-nya itu Rina
mengerang tidak karuan,
karena kupermainkan klit-nya
Rina dengan lidahku.
Kunaik-turunkan lidahku di
penjolan daging itu. Belahan
vagina Rina lumayan tebal,
dan merah warna dalan
vaginanya dan becex sekali.
Beberapa saat kemudian aku
memasukkan dua jariku, yang
satu kumasukkan di vagina
Rina dan yang satu lagi
kumasukkan di anusnya.
Pelan-pelan kumasukkan,
aEsHemmah.. pelan.. pelan.. Ar..
ya.. te.. rus di.. kit..lagi.. ough..aEt
Rina mengangkat pantatnya
sebagai reaksi jari masuk di
vagina dan anusnya.
Pelan-pelan kukocok anus
dan vagina Rina dengan
jariku.
aEsYac.. ah.. le.. bih.. cepat.. Ar,
oh.. ye.. oh.. no.. ye.. ya.. oug..
hemmh.. cepet..!aEt
Aku mulai mempercepat
kocokanku di kedua lubang
kenikmatan Rina. Sementara
itu aku tidak menyia-nyiakan
susu yang menggelantung
bebas. Dalam posisi nunggi ini
aku dapat melihat dengan
bebas gerakkan tubuh Rina
yang bahenol dan montok.
Kuremas dan pelintir
putingnya.
aEsAh.. Ar.. aku.. kee.. ke.. lu.. ar..
nggaa.. kuuu.. at..aEt
Aku merasa Rina mulai dalam
kondisi orgasme yang
memuncak, kupercepat
kocokan tanganku di vagina
dan anus Rina. Tidak lama
kemudian Rina mengejang dan
mengangkat badannya
dengan gemetaran, dan
terasa cairan hangat dari
dalam vagina Rina.
aEsSerrr.. serrraE|aEt lumayan
banyak sampai keluar dari
permukaan vagina Rina.
Rina lelah dan terkulai lemas
di ranjang dengan posisi
telungkup telanjang. Lalu
tanganku kucabut dari vagina
dan anus Rina, terlihat cairan
yang lumayan kental dan
putih di jariku, lalu kuusapkan
ke kejantananku sebagai
pelicin. Kukocok-kocok pelan
dan lembut penisku agar
tetap tegang dan tegak
berdiri.
Sementara itu Rina telanjang
dan membelakangiku, aku lalu
membalikkan dia.
aEsRin, orgasme kamu hebat
banget deh..aEt
aEsOh.. ah.. kocokan jari kamu
hebat sekali, kamu belajar
dimana sih..? Kok tau
kelemahanku..?aEt sambil terus
mengocok penisku.
aEsYa.. nonton BF aja kan udah
pengalaman.aEt
aEsAh.. kamu bisa aja.aEt katanya
sambil menggantikan
tanganku untuk mengocok
batangku yang mau keluar
lagi.
aEsRin, boleh aku coba vagina
kamu ini..?aEt sambil kuelus-elus
vaginanya.
aEsBoleh..aEt
Lalu kulebarkan selakangan
Rina, dan kurangsang dulu
dengan oral di vaginanya.
Lidahku menyusuri vaginanya
dari atas ke bawah dan ke
atas lagi dan seterusnya. Rina
mulai mendesah keenakan.
aEsEhhmm.. ah.. ye.. Ar..
sekarang aja mu masukin
deh..!aEt
Lalu kupegang kedua paha
Rina, lalu kuangkat ke atas,
terlihat jelas vagina Rina
yang sudah membuka lebar
dan becek. Pelan-pelan
kumasukkan batang
kemaluanku ke vagina Rina.
aEsOuhg.. hemm.. ah.. ye..aEt
erangan Rina menerima
sodokan pertama penisku.
Aku mulai memaju-mundurkan
penisku dengan pelan-pelan.
aEsOh.. ye.. shiit.. ah.. ye..aEt
erangku.
Enak benar vagina Rina,
dindingnya berdenyut-denyut.
Aku mulai percepat
kocokanku, dan semakin
cepat.
aEsAh.. Ar.. yesaE| oh.. no.. oughaE|
hemm.. ya.. ya.. te.. rus.. Ar..
dalam..aEt kepala Rina yang
tidak karuan ke kanan dan
ke kiri.
Kuvariasi kocokanku dengan
pelan-pelan, lalu tiba-tiba
cepat sekali, pelan lagi cepat
lagi dan seterusnya, biasanya
kuputar pantatku agar
penisku memutar di vagina
Rina.
aEsYa.. ini.. oke.. Ar.. te.. rus..
ough.. ye.. hem..aEt Rina
menyukai gerakan memutar
dari pantatku.
Sekitar 3 menit gerakan ini
berlangsung, kubalikkan Rina
dengan posisi menungging,
dan kutancapkan lagi penisku
di vagina Rina dari belakang.
Dengan pegangan pinggul Rina
yang semok itu aku langsung
percepat.
aEsOh.. ye.. Rin.. vaginamu oke..aEt
aEs kamu.. ouhg.. hemmm..,
hebat.. Ar.. te.. rus.. da.. lam..!aEt
Setelah beberapa saat, tiba-
tiba, aEsAh.. Ar.. aku akan, aku..
ke.. luar..!aEt
aEsTa.. han.., nanggung nih! Ah..
ye.. hemm..!aEt
Terasa aku sudah sampai,
kusuruh Rina untuk duduk di
atasku, dan dia memegang
penisku, dan dimasukkannya
ke vaginanya.
aEsOuh.. ya.. Rin.. kamu.. hebat..!aEt
aEsYa.. Ar.., cepet ya..! Aku,
keluar.. ah.. hemm..!aEt
Lalu rina mempercepat
gerakannya dengan sangat
liar, dia merangkulku dan
menggerakkan pantatnya
untuk mengocok batang
kejantananku dengan cepat.
aEsOh.. Ar.. aa.. ku.. ngga.. k..
tahan.. keluar.. hem..!aEt
aEsKi.. ta.. samaan.. aku.. keluar..
juga..aEt
Dalam hitungan tiga detik,
aEsCrroot.., crroott.. ah.. ah..
ye..aEt
aEsSeerrr.., sreerrr..aEt
kumuncratkan spermaku ke
dalam rahim Rina, dan terasa
sekali semburan cairan
hangat Rina di kepala penisku.
Rina lemas di dadaku, dan
kami tertidur di ranjang itu
dengan bertelanjang ria.
Setelah istirahat beberapa
jam, aku terbangun, ternyata
Rina sudah tidak ada di
sampingku. Lalu kukenakan
bajuku dan turun ke tempat
rental, dan ternyata Rina ada
disana.
aEsMas Ari udah bangun ya..?
Nggak mandi dulu Mas..?aEt
aEsOh.., nggak Rin, makasih.aEt
aEsNggak pinjem BF lagi..?aEt
aEsAh.. tidak dulu. Lagi
pembuangan besar-besaran
tadi di atas.aEt
Rina tersenyum, lalu aku
pulang ke kostku dan aku
langsung mandi. Besok-
besoknya aku ke rental X itu
untuk kocokan penis saja
sama Rina.
Setelah beberapa bulan aku
tidak kesana, kuketahui Rina
tidak di situ lagi. Kutanya
sama mas yang jaga di rental
X itu dimana Rina berada,
ternyata Rina ke Jakarta.
Wah.., nyesal sekali nih.. mulai
nih.. tidak ada pemuasan sex
selain onani deh.
Sebut saja namaku Ari
(samaran). Aku sekarang
kuliah di YK semester
tengah-tengah. Aku
mempunyai wajah yang
ganteng dan berat badan
yang seimbang dengan tinggi
badan, seketar 171 cm. Dan
penis yang ukurannya dapat
mengerangkan nafsu para
cewek-cewek yang gila sama
SEX. Aku termasuk orang gila
sama ngesex, sering sekali
aku melakukan onani (baik
dengan sabun, body lotion,
tangan kosong), tapi aku
atur sedemikian rupa agar
aku terus fit.
Hobby-ku menonton BF sambil
ngelus-elus penis yang sudah
tidak sabaran mengeluarkan
sperma. Setiap hari penisku
harus kulatih dengan
mengelus-elus dan mengocok-
ngocok pelan dan halus (tidak
sampai keluar) agar tetap
pada kondisi ready stock. Aku
mengeluarkan sperma
biasanya pada saat nonton
BF, aku telanjang sambil
tiduran, lama-lama penisku
menjadi tegang dan kuimbangi
dengan kocokan lembut di
batang penisku, biasanya
kuletakan penisku di antara
dua telapak tangan dan
kumaju-mundurkan tangan
kanan dan kiri berlainan arah.
Wah.. nikmat sekali, dan kalau
aku sudah sampai orgasme,
aku lalu mencari adegan
waktu ceweknya di atas
cowok di bawah, dan
ceweknya bergerak liar
memutarkan vaginanya di
kemaluan cowoknya. Lalu aku
semakin puncak dan
kupercepat kocokan dan
sampailah, aEsCrooottt.. ah..
ccrroot..aEt
Muncratlah spermaku sampai
4aE"5 kali, dan wah.., badanku
lemas, dan aku tertidur
dengan bugil, dan sperma
dimana-mana (di dada, paha,
karpet, tangan dan bantal).
Kejadian seks yang
mengesankan buatku, saat
kupinjam CD BF ke salah satu
rental VCD di daerah Yogya.
Pinjam CD BF ini aku rutin
satu minggu sekali, dan
pinjam paling tidak 5 VCD
(puas nek..). Saat aku masuk
rental itu, terlihat yang jaga
rental seorang cowok dan
cewek, lalu kudatangi yang
cowok (maklum kalau sama si
cewek agak malu kucing).
aEsMas.., full..aEt kataku sambil
melepas helm dan duduk di
kursi yang disiapkan.
aEsOh.. ya..,aEt
Tidak lama cowok itu
mengambil map warna merah
yang di dalamnya berisi pilihan
gambar CD BF dengan nomor
pemesanan.
Sesaat kupilih-pilih BF yang
ada dari halaman pertama,
sambil mencuri-curi pandang
ke arah cewek yang sedang
baca novel, maklum saat itu
sedang sepi, jadi mereka bisa
santai, kuperhatikan cewek
disitu yang masih muda. Ya
sekitar sama denganku,
mungkin tingginya tidak
begitu tinggi, sekitar 158 cm,
dan berat badan yang
montok sekitar 54 kg. Yang
membuatku tidak kuat
melepas pandangan dari dia
adalah ukuran payudaranya
yang cukup besar dan
menggantung bebas di balik
kaos ketat. Wah.., ini pepaya
yang besar dan kenyal serta
empuk kalau dihisap
putingnya, maklum saja
ukuran 36B, mana tahan
kalau penis ini tidak naik.
Penisku saat itu lagi
pemanasan, ya.. tegang-
tegang sedikit selain akibat
pilih-pilih CD dengan gambar
yang bugil ditambah lagi
suguhan susu yang montok
itu.
Tiba-tiba si cowok bilang,
aEsYang mana Mas..?aEt
Aku menjadi kaget, terganggu
perhatianku terhadap susu
montok itu, aEsOh.., Ya.. ini
nomer 27, Mas..aEt
aEsO.., Rin.. nomer 27..aEt
Segera si cewek itu berdiri
dan berbalik mencari CD BF
no. 27.
Wow.., ternyata dia memiliki
pinggul yang oke, tidak kalah
lagi pantat yang super
menonjol dan semok. Aku
terus tidak henti-hentinya
mengamati belahan pantat
cewek itu yang kutahu
namanya Rina. Belahan pantat
Rina terpampang jelas,
karena dia pakai celana kain
ketat.
aEsOh.. tidak ada, kelurar..aEt
kata Rina sambil kembali
duduk.
Terus aku tidak malu-malu
pindah duduk ke dekat Rina
biar jelas nomor berapa yang
mau kupinjam.
aEsSebentar Mbak.., ini nomer
13 ada nggak..?aEt
aEsSebentar saya cariin..aEt
Rina lalu berdiri lagi dan
membelakangiku. Dia mencari
dari atas sampai bawah,
setelah lama mengurut, dia
menemukan nomor 13
tersebut.
aEsAh.. ini Mas ada kok..aEt
aEsOh ya..,aEt
Aku lalu memeriksa CD itu,
kucuri pandang ke susu yang
montok itu. Memang kalau
makin dekat makin jelas
tonjolan susu rina ini,
putingnya nampak
tonjolannya di tengah-tengah
gundukan payudaranya. Rina
mengerti gelagatku yang
terus mengamati susunya itu.
aEsMas.., mana lagi..? Kok jadi
bengong..!aEt
aEsO.. ini Mbak.., nomer 40,aEt aku
kaget sekali tiba-tiba
diperingatkan seperti itu.
Aku sengaja memesan nomor
yang baling bawah, sehingga
Rina nanti bisa menunging
membelakangiku. Rina berdiri,
dan ternyata dia langsung
mencari dari deret yang
paling tengah, otomatis dia
sedikit menungging. Wow.., ini
baru pemandangan yang
tidak kalah serunya deh..
Pantat dan belahan pantat
Rina benar-benar asli dan
oke sekali, kelihatan di
selakangannya agak menjorok
ke dalam gundukan tempat
vaginanya singgah. Wah..
penisku tidak sadar sudah
setengan tegak pengaruh
dari pantat montok Rina itu.
aEsIni Mas.., nomer 40..aEt
aEsOh.. ya.. Mbak sekalian 45,
50, 49 dehaE|aEt
Biar dia agak lama
menungging, dan aku dapat
menikmati belahan pantat
Rina yang montok itu, dan
sekilas gundukkan vagina
yang tertutup celana ketat
Rina.
aEsIni Mas.., 45, 50, 49 ada lagi.aEt
aEsUdah cukup Mbak..aEt
Aku periksa, mungkin CD-nya
tergores atau tidak.
aEsMasnya sering pinjem BF di
sini ya..?aEt
aEsYa.. lumayan sih.., Kalo nggak
semingggu sekali baru
kemari..aEt
aEsEmmhmm.. rutin ya.. suka
nonton BF ya.. Mas..?aEt
aEsYa.., kalo lagi perlu nganggur
aja, lagi bete nih..!aEt
aEsKok bete.. kenapa..?aEt
Aku mulai akrab dengan Rina,
dan kalau ngomong sudah
tidak nanggung-nanggung
lagi, aku yakin dia sudah
mengerti masalah sex.
aEsYa.. kalo nggak dikeluarin
bisa pusing nih..!aEt
aEsHa.. ha.. ya.. keluarin aja..!aEt
kata cowok yang ada di
sebelah Rina, ternyata cowok
itu mendengar percakapanku
dengan Rina.
aEsLah.. ya.., makannya aku
pinjem BF ini, alat
perangsang..aEt
Setelah itu aku pulang dan
menyalakan komputer dan
nonton BF itu, tidak lupa aku
telanjang dan menyiapkan
handuk kecil untuk spermaku
nanti muncrat dan body
lotion sebagai pelicin.
(Khayalan batang kemaluanku
di dalam vagina cewek) Dan
pada hari itu aku
menghabiskan waktu dengan
onani party di kamarku,
nikmat dan puas.
Lalu esoknya aku kembalikan
CD BF itu. Sesampainya di
depan rental X ini, kelihatan
sepi-sepi saja, lalu aku masuk
dan ternyata aku hanya
melihat cowok saja yang jaga.
aEsMas, kembaliin CD nih..!aEt
aEsI.. ya. Se.. bentar ya.., tang..
gung..aEt sambil nafas yang
terengah-engah.
Aku curiga cowok ini kenapa,
dia duduk dan kedua
tangannya menggenggam
kursi dengan erat dan dia
kok melihat ke bawah terus.
aEsYa.., tung.. gu ya.. Mas.. Ah..
ye.. ter.. us..aEt tidak lama
cowok itu mengejang, dan,
aEsAku.. ke.. luar.., ah.. ah.. ah..aEt
Setelah itu tidak lama
kemudian keluarlah seorang
cewek dari bawah tempat
duduk cowok itu, wah..
ternyata Rina. Kelihatan
sperma cowok itu ada di
mulut Rina dan sebagaian di
rambutnya.
aEsHalo Mas.., kembaliin CD ya..?aEt
Rina menyapa dengan
santainya.
aEsE.. i.. ya.aEt
Rina lalu menuju ke kamar
mandi yang letaknya di
belakang rental X ini. Rina
masih berpakaian lengkap, oo..
ternyata dia baru
mengkaraoke batang
kemaluan cowok ini.
aEsYa Mas, ada yang bisa saya
bantu..?aEt sapa cowok yang
baru dipuaskan oleh Rina
lewat mulut binalnya, sambil
berdiri dan memasukkan
penisnya yang masih basah
karena sperma yang keluar
terlalu banyak.
aEsIya.. ini CD-nya.aEt
aEsOh.., sebentar ya, Mas..aEt
Cowok ini memeriksa CD apa
ada yang tergores atau
tidak.
Lalu kucoba untuk
memberanikan diri bertanya
sesuatu pada mas ini, aku
menjadi yakin kalau rental ini
benar-benar xxx.
aEsMas maaf ya.., mau tanya.aEt
aEsYa.., kenapa..?aEt
aEsTadi ituaE|aEt sebelum aku
selesai ngomong, aEsOh.., tadi
itu Rina minta oral sama ini,
biasa kok Mas, disini nyantai
aja.aEt
aEsO.., jadi siapa saja bisa ya..?aEt
aEsBisa aja, kalo sekedar oral,
kocok , emut dan elus-elus
aja.aEt
aEsKalo.., sorry ya Mas.., kalo
nge-sex sungguhan gimana..?aEt
aEsYa, tanya aja ama Rina,
temennya banyak kok. Dia
seneng banget kalo nge-sex.
Ya.. kan enak sih.aEt
aEsJadi kalo onani disini bisa
ya..?aEtaEtKalo itu sih para
pelanggan BF sering Mas. Si
Rina tuh yang sering ngocokin
cowok. Ya.., kalo Rina nggak
capek aja dan lagi aE~MUTaE?.aEt
Dan tidak lama kemudian Rina
kembali dari kamar mandi,
kelihatannya dia baru
keramas rambutnya, maklum
terkena muncratan sperma
cowok penjaga rental.
aEsHalo Mas. Pinjem BF lagi..?aEt
aEsOh.., nggak kok.aEt
aEsRin.., ini Mas mo kenalan ama
kamu lebih dalam..aEt kata
cowok rental X itu.
Aku kaget sekali cowok itu
bilang seperti itu, aEsYa Mbak..,
boleh nggak..?aEt
aEsItu Rin.., Mas ini mo kocokan
binal kamu, kamu mau
nggak..?aEt
aEsBisa..aEt kata Rina sambil
mengeringkan rambutnya
dengan handuk.
aEsYa.. udah sana ajak ke atas
aja Rin.., biar rentalnya
kutunggu.aEt
Wah.., ini waktunya menguji
perkasaanku, sudah lama
penisku tidak ketemu sama
sahabat karib si vagina.
Lalu aku dan Rina naik
tangga menuju lantai dua,
dan Rina membawa satu CD
BF dari rental itu. Sesampai di
sebuah kamar, Rina
mempersilakanku untuk duduk
di ranjang yang cukup besar
juga. Rina lalu mengunci pintu,
dia meletakkan handuknya di
kursi dan menyalakan TV dan
CD player, dan memutar CD
BF itu dengan volume yang
cukup keras. Tidak lama
kemudian terdengarlah
erangan nafsu, dan terlihat
adegan bugil-bugil dari CD
tersebut, ini membuat
batangku yang tidak sabar
lagi melihat kemolekkan tubuh
Rina. Rina lalu membuka
jendela selebar-lebarnya,
agar suasananya lebih
natural.
aEsGimana Mas, e.. nama kamu
siapa sih..?aEt
aEsAku Ari, kamu pasti Rina
to..?aEt
aEsKok tau..?aEt
aEsYa.. tau dong..,aEt
Tidak lama kemudian Rina
mendekatiku, dan duduk di
sampingku, dan tidak segan-
segan lagi tangan kanan Rina
memegang batang
kemaluanku yang masih
terbungkus celana pantangku,
dielus-elus dan kadang-
kadang diremas-remas.
aEsAri suka sex ya..?aEt
aEsYa. Ah.., kamu pinter deh
nge-sex..!aEt
aEsAh.., kata siapa..?aEt sambil
tetap mengocok-ngocok
kemaluanku, dan aku masih
pasif merasakan gesekan
tangan Rina.
aEsYa, ah.., hemmm.., kata Mas
di bawah tadi.aEt
aEsOoo, Mas Ucok toh..,aEt
Sekarang Rina duduk di
hadapanku, dan menjongkok
sambil tangannya tetap
mengocok habis batang
kejantananku yang sudah
setengah tegang itu.
aEsAr.., udah dibuka ya..? Biar
kamu nggak tersiksa ama CD
kamu, biar ngacengnya
sempurna.aEt
aEsYa.., udah.. buka aja..aEt
Rina pelan-pelan membuka
celanaku dari sabuk sampai
membuka resleting-nya,
setelah celanaku terbuka,
aku sedikit mengangkat
pantatku untuk memudahkan
Rina melepas celana, dan
sekarang aku tinggal
menggunakan CD biru-ku, dan
pakaianku masih terpakai.
Lemparkan celanaku di kursi
dan Rina mulai duduk kembali
di selakanganku, dan aku
masih dalam keadaan duduk
di pinggir ranjang rental X.
aEsHemmm.., ahaE| kamu
kelihatanya besar juga Ar..,aEt
puji Rina sambil mengelus-elus
naik turun penisku yang
masih terbungkus CD.
aEsAh.. ya.. hem.. oughg.. ye..aEt
erangan yang tidak dapat
kutahan lagi, ditambah
erangan dari CD BF yang
dinyalakan oleh Rina tadi
menambah hot suasana di
kamar rental X.
Rina sedikit demi sedikit
membuka CD-ku, dan
terlihatlah batang kemaluanku
yang sudah mengacung keras
seperti rudal siap lepas
kendali.
aEsWow.., AraE| mu lumayan juga
nih..aEt sambil tetap mengocok
naik turun kejantananku,
aEsKamu rawat ya..? Kok
tegaknya sempurna banget
sih..? Keras lagi..,aEt
aEsAh.., te.. rus.. rin.. don..
stop..!aEt
Rina mulai mengocok keras,
cepat, dan tiba-tiba pelan,
keras lagi, pelan lagi. Wah.. ini
membuat aku menjadi
kelabakan, ternyata Rina ahli
juga membuat cowok
melayang, hampir saja aku
keluar tapi aku tetap
bertahan.
Kemudian Rina mulai mengocok
batang kemaluanku dengan
tangan kiri dan tangan
kanannya mengelus-elus telur.
Wa.., ini nikmat sekali, geli-geli
gimana ya..! Kadang-kadang
dia menusuk-nusuk anusku
dengan telunjuk kanannya.
aEsAh.. ya.. te.. rus.. Rin.. kamu..
ahli deh..!aEt
Sekarang Rina mulai dengan
mulutnya, perlahan-lahan
dimasukkan penisku ke mulut
binalnya.
Saat masuk mulutnya, aEsAh..,
hemmm.. ye.. ahaE|aEt
Aku sedikit mengangkat
pantatku, terasa dingin geli
dan enak sekali, lain dengan
onani.
Perlahan-lahan Rina
mengkocok penisku dengan
mulutnya dan lidahnya yang
lincah.
aEsHa.., ough.., ehmm.., ye.. te..
rus..aEt kupegangi rambutnya,
aku tarik turunkan kepalanya
untuk mengatur kocokan
mulutnya di penisku.
aEsEhhmm.., Eh.. em..,aEt suara
mulut Rina yang penuh
dengan batangku.
Tidak lama dia menarik nafas,
dan mengeluarkan penisku
dari mulutnya.
aEsAh.., hemm.., kamu kuat
sekali Ar.. Biasanya cowok-
cowok kalo dioral dikit udah
keluar..aEt
Lalu dia melanjutkan dengan
menyedot telurku, dan
dilepaskan sampai bersuara,
aEsPloks.. ploksaE|aEt
Tarian lidah Rina di ujung
kepala penisku dan sampai
anusku juga tidak ketinggalan
dari nafsu seksnya itu. Dan
setelah beberapa menit
lamanya aku bertahan dari
tarian lidah Rina di penisku,
aku mulai merasa tidak kuat
menahan spermaku yang mau
keluar.
aEsAh., Rin.., aku.. mo.. ah.. ye..
keluaarrr..!aEt
Dan Rina mulai memasukkan
semua penisku di mulutnya,
dan dikocoknya dengan cepat
dan keras.
Tidak lama kemudian, aEsAhh..
crroootaE| crroottt.. ah.. ye..
yes..!aEt
Rina menutup mulutnya
rapat-rapat supaya
spermanya tidak keluar dari
mulutnya. Dan selama 30
detik lamanya dia menekan
mulutnya tetap di penisku,
dan meyakinkanku tidak
keluar lagi. Lalu dia
melepaskan mulutnya dari
penisku, dan menelan semua
spermaku walaupun ada yang
keluar sedikit dari mulutnya.
Aku lemas dan telentang di
atas ranjang dengan
telanjang bawah saja, dan
aku merasa panas dan aku
melepas semua pakaianku.
Sekarang aku bugil, telanjang
tanpa sehelai benang di
hadapan Rina yang menikmati
spermaku.
aEsKamu lumayan juga Ar..! Bisa
bertahan beberapa menit
lamanya.aEt
aEsAh.. biasa aja tuh..!aEt
aEsKamu pake obat ya..? Irex
kali..?aEt
aEsAh.. nggak juga.aEt
aEsUdah.., kamu istirahat dulu.
Aku mo bersihkan mulutku
nih.. Eh, makasih spermanya
lho.. gurih..!aEt katanya sambil
terseyum.
Dia menuju kamar mandi yang
ada di kamar itu. Ternyata
dia sikat gigi, biar tidak bau
kali.
Aku beristirahat sambil
telanjang menunggu Rina
keluar dari kamar mandi.
Dengan ditemani CD BF yang
dari tadi tidak usai-usai,
menambah batang
kejantananku tidak mau
tidur, penisku masih tegak
walaupun tidak sekeras tadi.
Tidak lama kemudian Rina
keluar dari kamar mandi, dia
tetap berpakaian lengkap,
kaos ketat dan celana kain
ketat. Rina mendekatiku yang
lagi telentang telanjang di
ranjang, dia duduk di
sampingku.
aEsLho.., kamu kok nggak
turun-turun sih..?aEt
aEsYa.., itu lihat BF mana bisa
turun, apalagi susu kamu
yang montok itu menggoda
ku.aEt
aEsAh.., kamu bisa saja.aEt
candanya sambil langsung
tangan kanannya mengocok-
ngocok pelan batangku yang
sudah setengah tegak.
Perlahan-lahan dia menunduk
dan mencium bibirku dengan
bibir tebalnya itu. Aku
langsung melumat habis
bibirnya, permainan lidah Rina
memang mahir, dan aku
imbangi saja dengan
permainan lidah yang tidak
kalah mahirnya.
Sekitar beberapa menit kami
bermain kiss dan kiss, dan
Rina tetap mengocok penisku,
aku mulai menjelajahi susunya
yang montok itu, kuremas
dengan tanganku yang dari
tadi gatal sekali. Terasa
kenyal dan empuk sekali susu
Rina, kuelus-elus dan
kugesek-gesek halus
putingnya dari luar kaos.
Sekarang rina melepaskan
lumatan bibirnya, dan
mengerang merasakan tarian
tanganku di susunya itu.
aEsAh.., ye.. em.. enak.. Ar.. te..
rus.. ya.. itu.. ough..aEt tangan
Rina tetap mengocok-
ngocokku dan aku berusaha
melepaskan kaos Rina dan dia
langsung membantunya
dengan melepaskan sendiri
kaos ketatnya itu.
Nah.., sekarang terpampang
susu Rina yang tertutup BH
36 itu.
aEsRin.. aku buka ya.. biar
terlihat bebas..aEt
aEsBuka aja..aEt
Rina lalu mengangkat kedua
tangannya memudahkanku
melepas kaitan BH yang ada
di belakang, susu Rina yang
montok itu terpampang bebas
di depan wajahku, dan aku
langsung saja melahap habis
susu Rina yang besar sekali.
Kusedot, kuremas dan pelintir
putingnya.
aEsAh.. ye.. oug.. hem.. te.. rus..
Ar..!aEt mulai tidak jelas ucapan
Rina.
Kami mulai duduk berhadap-
hadapan, dan selakangan Rina
mulai dibuka lebar, dan aku
duduk di antaranya, sehingga
aku puas mempermainkan
susu montok Rina.
Kupegang kedua puting Rina
yang cukup menonjol itu, dan
kupelintir bebarengan.
aEsAh.. ye.. ah.. aow.. yes.. no..
ough..aEt
Kepala Rina bergerak tidak
karuan, ke kanan ke kiri.
Kurebahkan Rina dan kududuk
di perutnya, aku
mengarahkan penisku di
belahan susu Rina, dan
kurapatkan susu Rina yang
besar itu untuk menjepit
penisku dan aku maju-
mundurkan penisku.
aEsAh.. Rin.. su.. su.. ah.. ye.. em..
puk enak..aEt aku mulai kocok
susu Rina sampai susu Rina
berwarna merah.
Ternyata Rina menikmati ini,
dan aku tidak sabaran lagi
ingin menikmati vagina cewek
ini.
Aku mulai turun dan
mengelus-elus vagina Rina
dari luar celana ketatnya,
terasa sekali vaginanya sudah
becek sekali akibat permaian
panas kami. Kusuruh Rina
berbalik telungkup, dan
terlihat resleting celananya
masih tertutup rapat. Kumulai
menurunkan resleting itu,
Rina sedikit mengangkat
pantatnya agar
memudahkanku untuk melepas
celananya, dengan posisi
menungging ini pantat Rina
kelihatan makin montok dan
bahenol. Tidak lama kulepas
celana ketat Rina. Wah..,
ternyata Rina benar-benar
terangsang sekali. CD kuning
tipisnya bawah total, dengan
posisi menungging ini
bongkahan vagina makin
terlihat, apalagi Rina
merenggangkan
selakangannya. Aku mengelus-
elus bongkahan itu dengan
tangan telunjukku, Rina
sedikit mengangkat pantatku
akibat rangsangan tanganku,
dan biasanya pantat Rina
otomatis maju mundur dengan
sendirinya.
Lalu aku melepas CD kuning
tipis mulik Rina itu dengan
pelan-pelan, dan Rina
memberi sensasi dengan
memutar-mutarkan
pantatnya, wowo.. woo.., ini
bari sex dan super model
sex, dia pintar sekali
meningkatkan nasfu sex
lawannya. Terlepas sudah CD
Rina, terlihat bebas pantat
yang putih mulus tanpa cacat
dan vagina yang memerah
basah dan berambut rapih.
Aku mulai mengelus-elus
permukaan pantat Rina.
aEsAh.. Ar.. ehmmm.. ouhghhh..
ah.. ye.. langsung aja Ar..,
aku.. nggak.. tahanaE| oh.. ye..aEt
sambil merem melek Rina
menahan nafsunya.
Langsung aku mendekatkan
wajahku di belahan pantat
Rina, dan langsung melumat
habis vagina Rina dalam posisi
menungging.
aEsAh.. ye.. dalam.. Ar.. ough.. ye..
oh.. ye..aEt sambil meliuk-liukkan
tubuh semok-nya itu Rina
mengerang tidak karuan,
karena kupermainkan klit-nya
Rina dengan lidahku.
Kunaik-turunkan lidahku di
penjolan daging itu. Belahan
vagina Rina lumayan tebal,
dan merah warna dalan
vaginanya dan becex sekali.
Beberapa saat kemudian aku
memasukkan dua jariku, yang
satu kumasukkan di vagina
Rina dan yang satu lagi
kumasukkan di anusnya.
Pelan-pelan kumasukkan,
aEsHemmah.. pelan.. pelan.. Ar..
ya.. te.. rus di.. kit..lagi.. ough..aEt
Rina mengangkat pantatnya
sebagai reaksi jari masuk di
vagina dan anusnya.
Pelan-pelan kukocok anus
dan vagina Rina dengan
jariku.
aEsYac.. ah.. le.. bih.. cepat.. Ar,
oh.. ye.. oh.. no.. ye.. ya.. oug..
hemmh.. cepet..!aEt
Aku mulai mempercepat
kocokanku di kedua lubang
kenikmatan Rina. Sementara
itu aku tidak menyia-nyiakan
susu yang menggelantung
bebas. Dalam posisi nunggi ini
aku dapat melihat dengan
bebas gerakkan tubuh Rina
yang bahenol dan montok.
Kuremas dan pelintir
putingnya.
aEsAh.. Ar.. aku.. kee.. ke.. lu.. ar..
nggaa.. kuuu.. at..aEt
Aku merasa Rina mulai dalam
kondisi orgasme yang
memuncak, kupercepat
kocokan tanganku di vagina
dan anus Rina. Tidak lama
kemudian Rina mengejang dan
mengangkat badannya
dengan gemetaran, dan
terasa cairan hangat dari
dalam vagina Rina.
aEsSerrr.. serrraE|aEt lumayan
banyak sampai keluar dari
permukaan vagina Rina.
Rina lelah dan terkulai lemas
di ranjang dengan posisi
telungkup telanjang. Lalu
tanganku kucabut dari vagina
dan anus Rina, terlihat cairan
yang lumayan kental dan
putih di jariku, lalu kuusapkan
ke kejantananku sebagai
pelicin. Kukocok-kocok pelan
dan lembut penisku agar
tetap tegang dan tegak
berdiri.
Sementara itu Rina telanjang
dan membelakangiku, aku lalu
membalikkan dia.
aEsRin, orgasme kamu hebat
banget deh..aEt
aEsOh.. ah.. kocokan jari kamu
hebat sekali, kamu belajar
dimana sih..? Kok tau
kelemahanku..?aEt sambil terus
mengocok penisku.
aEsYa.. nonton BF aja kan udah
pengalaman.aEt
aEsAh.. kamu bisa aja.aEt katanya
sambil menggantikan
tanganku untuk mengocok
batangku yang mau keluar
lagi.
aEsRin, boleh aku coba vagina
kamu ini..?aEt sambil kuelus-elus
vaginanya.
aEsBoleh..aEt
Lalu kulebarkan selakangan
Rina, dan kurangsang dulu
dengan oral di vaginanya.
Lidahku menyusuri vaginanya
dari atas ke bawah dan ke
atas lagi dan seterusnya. Rina
mulai mendesah keenakan.
aEsEhhmm.. ah.. ye.. Ar..
sekarang aja mu masukin
deh..!aEt
Lalu kupegang kedua paha
Rina, lalu kuangkat ke atas,
terlihat jelas vagina Rina
yang sudah membuka lebar
dan becek. Pelan-pelan
kumasukkan batang
kemaluanku ke vagina Rina.
aEsOuhg.. hemm.. ah.. ye..aEt
erangan Rina menerima
sodokan pertama penisku.
Aku mulai memaju-mundurkan
penisku dengan pelan-pelan.
aEsOh.. ye.. shiit.. ah.. ye..aEt
erangku.
Enak benar vagina Rina,
dindingnya berdenyut-denyut.
Aku mulai percepat
kocokanku, dan semakin
cepat.
aEsAh.. Ar.. yesaE| oh.. no.. oughaE|
hemm.. ya.. ya.. te.. rus.. Ar..
dalam..aEt kepala Rina yang
tidak karuan ke kanan dan
ke kiri.
Kuvariasi kocokanku dengan
pelan-pelan, lalu tiba-tiba
cepat sekali, pelan lagi cepat
lagi dan seterusnya, biasanya
kuputar pantatku agar
penisku memutar di vagina
Rina.
aEsYa.. ini.. oke.. Ar.. te.. rus..
ough.. ye.. hem..aEt Rina
menyukai gerakan memutar
dari pantatku.
Sekitar 3 menit gerakan ini
berlangsung, kubalikkan Rina
dengan posisi menungging,
dan kutancapkan lagi penisku
di vagina Rina dari belakang.
Dengan pegangan pinggul Rina
yang semok itu aku langsung
percepat.
aEsOh.. ye.. Rin.. vaginamu oke..aEt
aEs kamu.. ouhg.. hemmm..,
hebat.. Ar.. te.. rus.. da.. lam..!aEt
Setelah beberapa saat, tiba-
tiba, aEsAh.. Ar.. aku akan, aku..
ke.. luar..!aEt
aEsTa.. han.., nanggung nih! Ah..
ye.. hemm..!aEt
Terasa aku sudah sampai,
kusuruh Rina untuk duduk di
atasku, dan dia memegang
penisku, dan dimasukkannya
ke vaginanya.
aEsOuh.. ya.. Rin.. kamu.. hebat..!aEt
aEsYa.. Ar.., cepet ya..! Aku,
keluar.. ah.. hemm..!aEt
Lalu rina mempercepat
gerakannya dengan sangat
liar, dia merangkulku dan
menggerakkan pantatnya
untuk mengocok batang
kejantananku dengan cepat.
aEsOh.. Ar.. aa.. ku.. ngga.. k..
tahan.. keluar.. hem..!aEt
aEsKi.. ta.. samaan.. aku.. keluar..
juga..aEt
Dalam hitungan tiga detik,
aEsCrroot.., crroott.. ah.. ah..
ye..aEt
aEsSeerrr.., sreerrr..aEt
kumuncratkan spermaku ke
dalam rahim Rina, dan terasa
sekali semburan cairan
hangat Rina di kepala penisku.
Rina lemas di dadaku, dan
kami tertidur di ranjang itu
dengan bertelanjang ria.
Setelah istirahat beberapa
jam, aku terbangun, ternyata
Rina sudah tidak ada di
sampingku. Lalu kukenakan
bajuku dan turun ke tempat
rental, dan ternyata Rina ada
disana.
aEsMas Ari udah bangun ya..?
Nggak mandi dulu Mas..?aEt
aEsOh.., nggak Rin, makasih.aEt
aEsNggak pinjem BF lagi..?aEt
aEsAh.. tidak dulu. Lagi
pembuangan besar-besaran
tadi di atas.aEt
Rina tersenyum, lalu aku
pulang ke kostku dan aku
langsung mandi. Besok-
besoknya aku ke rental X itu
untuk kocokan penis saja
sama Rina.
Setelah beberapa bulan aku
tidak kesana, kuketahui Rina
tidak di situ lagi. Kutanya
sama mas yang jaga di rental
X itu dimana Rina berada,
ternyata Rina ke Jakarta.
Wah.., nyesal sekali nih.. mulai
nih.. tidak ada pemuasan sex
selain onani deh.
Langganan:
Postingan (Atom)